"Kami terus bersinergi dengan semua elemen masyarakat, termasuk kepolisian maupun pemerintah daerah untuk memperkuat pencegahan narkoba di Kota Banda Aceh," kata Kepala BNN Kota Banda Aceh Hasnanda Putra di Banda Aceh, Sabtu.
Baca juga: Polisi limpahkan kasus 25 kilogram sabu-sabu ke Kejari Lhokseumawe
Baca juga: Polresta Banda Aceh tangkap pengedar narkoba
Baca juga: Upaya Aceh memberantas kejahatan narkoba
Hasnanda menyebutkan BNN Kota Banda Aceh mulai masuk kampung-kampung untuk membentengi masyarakat dari ancaman bahaya peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
Apalagi sekarang ini narkoba sudah merambah berbagai lini dan tidak memandang status kehidupan masyarakat, baik ekonomi, sosial maupun pendidikan. Jika tidak dibentengi, maka siapa saja bisa menjadi korban.
"Banda Aceh tidak lagi menjadi tempat transit narkoba, tetapi sudah menjadi daerah tujuan peredaran narkoba. Buktinya, informasi dari kepolisian menyebutkan angka penindakan kasus narkoba meningkat," kata Hasnanda Putra.
Berdasarkan survei Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI) dan BNN Pusat, jumlah korban penyalahgunaan narkoba di Aceh lebih dari 69 ribu orang. Angka tersebut tentu memprihatinkan ditambah lagi korban rata-rata di usia produktif.
"Program pencegahan dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban penyalahgunaan. Di antara program pencegahan yakni meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat," sebut Hasnanda.
Hasnanda Putra mengatakan faktor penyebab meningkatnya peredaran dan penyalahgunaan narkoba tidak terlepas dari kondisi ekonomi masyarakat. Masyarakat memilih jalan pintas mengedarkan narkoba untuk meraup keuntungan.
"Karena itu, pemberdayaan ekonomi menjadi fokus kami menguatkan pencegahan narkoba. Termasuk mendorong masyarakat untuk terus berperan terhadap pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di lingkungan tempat tinggalnya," kata Hasnanda Putra.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019