Universitas Tarumanagara menargetkan bisa menjadi perguruan tinggi yang menempati peringkat 500 untuk kawasan Asia pada tahun 2020.Di tingkat internasional, Untar meraih 3 Star QS pada 2019 atau dengan kata lain, pengelolaan kampus sudah memiliki kualitas yang baik dan telah diakui dunia. Kemudian memperoleh 5 bintang dari QS sebagai perguruan tinggi yang inklusif.
"Tahun depan kami targetkan bisa masuk ke dalam ranking 500 di Asia. Saat ini posisi kami peringkat 34 perguruan tinggi terbaik di Indonesia," ujar Rektor Universitas Tarumanagara, Prof Dr Ir Agustinus Purna Irawan, dalam temu media di Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Agustinus menambahkan peringkat Universitas Tarumanagara dalam beberapa tahun terakhir sudah meningkat signifikan. Sebelumnya peringkat Universitas Tarumanagara berada pada posisi 84. Kemudian melesat hingga menempati posisi saat ini yakni peringkat 34.
Baca juga: Universitas Tarumanagara targetkan masuk ranking 400 dunia
Baca juga: UI raih peringkat 59 perguruan tinggi di Asia
Untuk kategori Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Universitas Tarumanagara menempati peringkat kedelapan.
"Untuk tahun depan, kami ingin menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Peringkatnya naik ke dalam 25 besar," kata dia.
Di tingkat internasional, Untar meraih 3 Star QS pada 2019 atau dengan kata lain, pengelolaan kampus itu sudah memiliki kualitas yang baik dan telah diakui dunia. Kemudian memperoleh 5 bintang dari QS sebagai perguruan tinggi yang inklusif.
Dia menjelaskan saat ini pihaknya melakukan penguatan untuk menjadi perguruan tinggi terbaik. Salah satunya dengan membuka diri dengan pihak. Itu menjadi bagian penting dalam pembangunan.
Baca juga: ITB perguruan tinggi peringkat pertama di Indonesia
"Oleh karena itu, kami membuka diri dengan melakukan deklarasi "Untar untuk Indonesia"," kata dia lagi.
Mulai tahun depan, pihaknya mendorong hasilnya. Kemudian dalam meningkatkan reputasi perguruan tinggi. Meskipun saat ini, lanjut dia, reputasi Untar sudah baik namun perlu lebih baik lagi.
Ketiga, pengembangan sumber daya akademik. Hal itu perlu didukung sumber daya akademik melalui sumbangsih para pakar pada masyarakat.
Keempat, lanjut dia, peningkatan kegiatan akademik melalui pembelajaran yang dilakukan secara digital.
"Kelima adalah peningkatan dan evaluasi dosen dan mahasiswa, misalnya inovasi, inovasi apa saja yang bisa dirasakan oleh masyarakat," kata dia.
Baca juga: Untar bertekad jadi kampus terkemuka Asia Tenggara
Baca juga: Akreditasi rendah karena hanya fokus pada pembelajaran
Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019