"Saya memprediksikan setidaknya calon akan lebih dari dua pasangan dan nampaknya beberapa partai mulai realistis dengan calon calon yang tersedia," kata pengajar di FISIP Unila itu dihubungi di Bandarlampung, Minggu.
Dia menambahkan, opsi calon independen bakalan menarik walaupun terlihat parpol mengarahkan calon pada dua atau tiga nama sejauh ini.
"Yang diperlukan oleh sosok wali kota ke depan adalah keberanian untuk mengeksekusi program dan punya 'blue print' pembangunan yang 'outcome'-nya jelas. Beberapa hal yang sudah digagas oleh Wali Kota Herman HN selama hampir 10 tahun terakhir dalam bidang pendidikan, kesehatan dan infrastruktur disambut baik oleh warga jika kita merujuk pada hasil Pilkada 2015 katakanlah sebagai 'approval ratting' Herman HN di periode kedua yang mencapai lebih dari 80 persen," kata dia.
Dosen muda itu pun menambahkan "civil Society" harus mendorong kompetisi Pilkada Bandarlampung menjadi kontes gagasan dan visi ketimbang modal uang vis a vis vote buying (praktek politik uang) di semua level; calon, pemilih dan partai.
Baca juga: Komisi II DPR ingatkan penyelenggara pemilu lebih bertanggung jawab
Sebelumnya, sejumlah warga Kota Bandarlampung masih menanti bakal calon wali kota prospektif yang akan bertarung pada pemilihan tahun 2020 mendatang.
"Sekarang sudah 'perang' publikasi baik melalui media sosial, menggunakan banner, pamflet dan lainnya. Tetapi, dari semua itu masih bakal calon dan menanti dijadikan calon. Namun, yang paling utama siapa nanti yang paling prospektif dapat membawa Bandarlampung lebih maju lagi," kata Bejo Syarkawi, warga Bandarlampung, beberapa waktu lalu.
Dia pun menjelaskan, ada beberapa bakal calon yang sudah "jualan" tetapi yang sangat gencar dua orang yaitu Eva Dwiana--istri Wali Kota Bandarlampung Herman HN yang masih berkuasa saat ini serta Rycko Menoza--mantan Bupati Lampung Selatan yang juga anak mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP.
"Dua sosok itu yang nampaknya gencar sosialisasi, tetapi masih kita tunggu komitmennya. Saya hingga kini belum menentukan pilihan. Bisa saja nanti satu di antara mereka, atau bukan mereka kalau bakal calon lainnya memang menjanjikan dan sesuai harapan," kata dia.
Rania, mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri di Lampung pun berpendapat serupa bahwa belum menentukan untuk memilih bakal calon wali kota mendatang meski sudah ada beberapa orang "jualan" dengan program disertai gambarnya.
Sebelumnya, KPU Kota Bandarlampung melakukan sosialisasi tahapan program dan jadwal Pilkada 2020 dengan melibatkan beragam elemen dan media.
Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan KPU Bandar Lampung, antara lain, workshop kepemiluan, lomba jingle dan maskot KPU, launching pilkada serentak, sosialisasi ke masyarakat dengan segmentasi.
Segmentasi itu antara lain pemilih pemula, kelompok marjinal, pemilih perempuan, kebutuhan khusus, disabilitas, komunitas, tokoh agama, dan masyarakat.
Baca juga: Anggaran Pilkada Bandarlampung disepakati Rp36 miliar
Baca juga: Istri Wali Kota Bandarlampung penjaringan calon wali kota
Pewarta: Triono Subagyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019