“Kami memilih tiga tempat yakni Filipina, Thailand atau Malaysia untuk dijadikan tempat latihan dan try out dengan waktu sekitar 1,5 bulan," kata Manajer Tim Tinju PON Bali, Made Muliawan Arya di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan petinju Provinsi Bali yang sudah mengantongi tiket PON 2020 sebanyak enam atlet, dua di antaranya petinju senior, yakni Julio Bria dan Kornelis Kwangulangu.
Baca juga: Empat petinju Malut pastikan lolos PON Papua
"Dari latihan di luar negeri tersebut akan mendampak wawasan bertanding, sehingga diharapkan dari target PON mendapat sekurang-kurangnya satu medali emas," ujar Muliawan Arya yang akrab dipanggil De Gadjah.
De Gadjah yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar itu mengatakan kendala untuk pelatihan saat ini pada faktor pembiayaan. Kucuran dana hanya sedikit. Ia berharap kepada KONI Bali agar bisa dipenuhi semuanya.
"Kalau hanya mengandalkan kemampuan sendiri, kami rasa tak memungkinkan, karena itu kami berharap KONI Bali juga memikirkan pendanaan tersebut supaya petinju bisa menambah jam terbang mereka," ujarnya.
Baca juga: 3 petinju Sulsel rebut kemenangan Pra PON
Ia berharap mendapat dukungan penuh dari Pengprov Pertina Bali, karena enam orang ini bukan hanya kebanggaan kota atau kabupaten maupun KONI-KONI di daerah, tapi juga mereka ini kebanggaan Provinsi Bali.
Namun, jika memang nantinya sparring di luar negeri itu tidak memungkinkan, kata De Gadjah, ia akan merubah rencana dengan latih tanding dengan ruang lingkup nasional. Namun, dengan catatan daerah yang dituju itu wajib kekuatannya secara nasional berada di atas Bali.
"Bisa juga nanti latihannya bersama petinju yang berada di Pelatnas Pra-Olimpiade," kata De Gadjah menegaskan.
Baca juga: 22 Provinsi ikut Pra PON di Malut
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019