Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan intensitas curah hujan di Sumatera Barat terus mengalami peningkatan hingga Maret 2020.
Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati di Padang, Selasa, mengatakan saat ini merupakan puncak musim hujan untuk wilayah Sumatera Barat.
Hal itu disampaikan saat rapat koordinasi membangun kesadaran masyarakat secara kolektif dalam pengurangan risiko bencana banjir dan banjir bandang serta peresmian shalter INA-TEWS dan Operasional Eews Provinsi Sumbar.
"Intensitasnya masih tinggi seperti yang terjadi di Solok Selatan yakni sampai 100 milimeter lebih dalam waktu satu hari," katanya
Baca juga: Dua Nagari di Agam Banjir dan longsor akibat curah hujan tinggi
Baca juga: Sejumlah daerah di Sumbar berpotensi hujan lebat disertai kilat
Baca juga: Sejumlah daerah di Sumbar berpotensi hujan lebat disertai kilat
Baca juga: Dua Nagari di Agam Banjir dan longsor akibat curah hujan tinggi
Baca juga: Sejumlah daerah di Sumbar berpotensi hujan lebat disertai kilat
Baca juga: Sejumlah daerah di Sumbar berpotensi hujan lebat disertai kilat
Menurutnya, curah hujan tersebut masih berpotensi hingga seminggu ke depan yakni sampai akhir tahun 2019.
"Bahkan hingga Januari curah hujan mencapai 200 hingga 300 milimeter dalam satu bulan, artinya curah hujan masih tinggi," katanya.
Kemudian menurut perkiraan BMKG curah hujan hingga Maret 2020 terus meningkat yakni mencapai 400 milimeter dalam satu bulan.
"Karena itu, kita harus terus waspada akan potensi bencana hidrometeorologi yakni dengan cara menghindar apa bila terdapat tanda-tanda nya," kata dia.
Longsor, banjir dan banjir bandang diperkirakan masih berpotensi terjadi, oleh karena itu perlu ditingkatkan kewaspadaan bagi masyarakat, katanya.
"Biasanya sebelum banjir bandang terlihat tanda-tanda, namun terkadang tidak harus ada hujan di daerah terjadinya banjir bandang tersebut, bahkan hujannya justru di atas gunung," katanya.
Jika terlihat hujan di atas gunung maka yang berada di bawah atau di pinggir sungai harus waspada dan menjauh dari sungai, katanya.
"Jika terlihat air sungai tiba-tiba keruh maka segera menjauhi sungai karena biasanya air tersebut menghanyutkan kayu dan benda lainnya yang membahayakan," kata dia menerangkan.
Menurut perkiraan BMKG bencana alam puting beliung juga potensi terjadi yakni dengan ciri-ciri awan seperti bunga kol, biasanya selama 30 menit hingga satu jam kemudian jika semakin gelap maka akan terjadi puting beliung, dan segera menyingkir dari sana, kata dia.
ia juga menambahkan saat ini curah hujan hampir merata di seluruh wilayah di Indonesia, namun jumlah curah hujannya berbeda-beda.
"Potensi udah hujan di Aceh dan Sumatera Utara hampir sama dengan Sumbar," katanya. Curah hujan yang normal biasanya tidak melebih dari 200 milimeter.*
Baca juga: Sempat diguyur hujan, jarak pandang di Sumbar mulai membaik
Baca juga: Berkat hujan, kualitas udara Sumbar kembali ke level baik
Baca juga: Berkat hujan, kualitas udara Sumbar kembali ke level baik
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019