"Kami merasa bingung karena kesulitan air bersih," kata Husin, seorang warga pengungsian Gedung PGRI Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, Jumat.
Akibat kesulitan air bersih, maka masyarakat korban bencana kesulitan mandi, cuci dan kakus (MCK) serta wudhu.
Bahkan, di antaranya terdapat warga buang air besar (BAB) di belakang Kantor Gedung PGRI yang banyak pepohonan.
Apabila, mereka BAB sembarangan sangat berpeluang serangan penyakit diare dan bau tak sedap.
Karena itu, pihaknya berharap kesulitan air bersih itu dapat terpenuhi, terlebih warga yang ditampung di pengungsian sekitar 1.000 jiwa.
Baca juga: BPBD Lebak : Bantuan banjir bandang cukup
Baca juga: Banjir bandang mengakibatkan 28 jembatan rusak di Lebak
Baca juga: Banjir bandang di Lebak akibatkan 1.060 rumah rusak berat
Mereka kesulitan air bersih itu sepanjang Jumat (3/1) pagi hingga sore ini belum mendapatkan bantuan pasokan air bersih.
"Kami terpaksa menggunakan air kemasan untuk memandikan anak," katanya.
Begitu juga Rohman mengaku bahwa warga yang tinggal di pengungsian kebingungan karena tidak ada air bersih untuk keperluan MCK dan wudhu.
Mereka percuma saja pergi ke toilet Gedung PGRI itu, namun tidak tersedia air bersih.
Sebab, pasokan air bersih Gedung PGRI itu melalui jetpump dan jika jaringan listrik padam maka tidak beroperasi.
"Kami berharap kesulitan air bersih itu segera ditangani, karena khawatir menimbulkan penyakit," katanya.
Baca juga: Korban banjir di Lebak mulai terserang gatal-gatal
Baca juga: Pemkab Lebak gelar rapat penanganan darurat bencana
Baca juga: Gubernur Banten apresiasi penanganan banjir di Lebak
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020