"Kami minta tolong bantuan sembako, air bersih, obat-obatan dan alat-alat pembersih karena barang-barang kami terendam banjir," kata Yuris, salah seorang warga sesaat setelah keluar dari tenda tempatnya mengungsi di pinggiran rel kereta api di dekat bantaran Kali Pesing, Jakarta Barat, Jumat.
Ia mengatakan selain merusak perabotan dan peralatan elektronik di rumahnya dan perumahan lain di kelurahan itu, banjir juga merendam kasur dan peralatan masak dan hanya membawa barang-barang seadanya ke tempat pengungsian.
"Semua alat masak terendam banjir. Jadi mau masak susah," kata Siti, salah seorang pengungsi lainnya.
Baca juga: Warga terdampak banjir di Kedoya mengungsi di bantaran rel kereta api
Baca juga: Banjir masih rendam perumahan warga di Kedoya Utara Kebon Jeruk
Baca juga: Sampah di kabel optik bawah tanah penyebab genangan Green Garden
Selama berada di tempat pengungsian, warga yang terkena dampak juga sulit mendapatkan air bersih sehingga dalam dua hari terakhir mereka mengeluhkan gatal-gatal dan dan gangguan kesehatan lain.
Oleh karena itu, para pengungsi mengharapkan bantuan sembako, selimut, pakaian, air bersih, obat-obatan dan peralatan untuk membersihkan rumah mereka warga yang terendam banjir.
"Mohon kepada pemerintah atau siapa saja, bantu kami dengan sembako atau makanan siap saji lainnya," kata Siti.
Hujan deras di hampir seluruh daerah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya menyebabkan banjir di banyak tempat, termasuk di daerah-daerah yang berada di dekat bantaran kali
Sopiah, pengungsi lain, menduga banjir tersebut akibat luapan air dari Kali Pesing yang berada di dekat pemukimannya.
Banjir yang terjadi sejak awal tahun merendam rumah-rumah warga sampai setinggi 1,5 meter. Namun, warga mengatakan ketinggian banjir tersebut perlahan-lahan surut dan saat ini masih sekitar 70-80 sentimeter.*
Baca juga: SDN 07 Rawajati pernah tampung pengungsi banjir sampai sebulan
Baca juga: Anies ingatkan kalau sudah tidak enak badan segera cari dokter
Baca juga: Warga Teluk Gong sambut hangat kunjungan Anies
Pewarta: Katriana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020