"Ketika bepergian ke luar Hong Kong, masyarakat diharapkan melakukan upaya pencegahan," demikian imbauan tertulis Konsulat Jenderal RI di Hong Kong yang diterima Antara di Beijing, Jumat.
WNI diimbau agar menghindari sentuhan dengan binatang-binatang liar atau buruan, menghindari kunjungan ke pasar basah, pasar unggas, dan peternakan unggas.
KJRI juga mengimbau agar WNI tidak kontak fisik dengan pasien yang mengidap infeksi paru-paru akut.
Jika merasa tidak sehat ketika berada di luar Hong Kong, kenakan masker dan informasikan kepada staf hotel, pendamping perjalanan atau pihak terkait, demikian KJRI.
Jumlah WNI di Hong Kong diperkirakan mencapai 180.000 orang yang mayoritas kaum perempuan pekerja migran.
Tidak jarang para pekerja migran itu diajak majikannya di Hong Kong untuk berlibur atau mengunjungi sanak familinya ke berbagai wilayah di China daratan.
Dinas Kesehatan Kota Wuhan menyebutkan 59 warga Ibu Kota Provinsi Hubei itu teridentifikasi mengidap virus yang tidak diketahui penyebabnya.
Dari jumlah itu sebanyak tujuh orang di antaranya termasuk kategori parah.
Kejadian itu pertama kali ditemukan di pasar ikan Kota Wuhan. Dinkes setempat mengesampingkan dugaan pneumonia berat itu mirip dengan influensa, SARS, dan MERS.
Kedutaan Besar RI di Beijing memastikan bahwa sampai saat ini tidak ada warga negara Indonesia yang dilaporkan terjangkit pneumonia berat yang sedang melanda wilayah tengah daratan China itu.
Di Provinsi Hubei terdapat 428 warga negara Indonesia yang seluruhnya berstatus mahasiswa. Sekitar 200 di antaranya tinggal di Wuhan dan kuliah di delapan kampus berbeda.
Baca juga: Delapan pasien pneumonia berat di Wuhan tinggalkan rumah sakit
Baca juga: KBRI Beijing pastikan tidak ada WNI terjangkit wabah pneumonia berat
Baca juga: Kemenkes: Masyarakat tidak perlu panik kasus pneumonia berat di China
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020