Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat 422 warga setempat terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang 2019, lima di antaranya meninggal dunia.Masyarakat harus menerapkan perilaku hidup bersih di lingkungannya sebab mereka paling berperan penting untuk melakukannya
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Muhammad Amin di Pekanbaru, Minggu, mengatakan tingginya kasus DBD di daerah itu selama 2019 dipengaruhi tingginya curah hujan, terutama menjelang akhir tahun.
Selain itu, katanya, faktor pola hidup bersih dan sehat (PHBS) masih kurang di kalangan masyarakat sehingga penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aigipty tersebut juga tambah merebak.
Dia menjelaskan PHBS memberikan kontribusi besar terhadap kesehatan masyarakat, yakni mencapai 40 persen, sedangkan gaya hidup dan pola makan 25 persen, pelayanan kesehatan 20 persen serta genetik 10 persen.
"Masyarakat harus menerapkan perilaku hidup bersih di lingkungannya sebab mereka paling berperan penting untuk melakukannya," katanya.
Baca juga: 259 warga Pekanbaru terserang DBD
Data Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat 3.375 orang telah terjangkit DBD selama 2019. Angka itu naik tajam dibandingkan dengan selama 2018 yang 925 kasus.
"Tercatat 50,7 angka kesakitan (IR) per 100 ribu penduduk pada tahun 2019," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir.
Ia menjelaskan dari 3.375 kasus DBD tersebut, 27 orang meninggal dunia.
Menurut dia, naiknya kasus DBD di Riau antara lain akibat kondisi cuaca musim hujan menjelang akhir tahun hingga banjir, membuat telur nyamuk yang tersimpan dalam wadah sampah menetas menjadi nyamuk dewasa.
"Dari 12 kabupaten/kota kasus DBD tertinggi ada di Bengkalis dengan jumlah 947 orang, dengan sembilan orang, meninggal dunia," katanya.
Baca juga: Di Pekanbaru 313 orang terjangkit DBD sejak awal 2016
Baca juga: DBD di Pekanbaru, tiga meninggal
Pewarta: Vera Lusiana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020