• Beranda
  • Berita
  • Ahli: Kesadaran generasi milenial terhadap gizi masih rendah

Ahli: Kesadaran generasi milenial terhadap gizi masih rendah

21 Januari 2020 18:01 WIB
Ahli: Kesadaran generasi milenial terhadap gizi masih rendah
Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Ali Khomsan. (ANTARA/Istimewa)
Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Ali Khomsan menilai kesadaran generasi milenial terhadap pentingnya menjaga asupan gizi masih rendah.

"Saya melihat generasi milenial dalam mengkonsumsi tablet tambah darah yang sudah diprogramkan pemerintah masih rendah, terutama remaja putri," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Ditambah lagi kondisi itu tidak didukung secara optimal oleh instansi terkait yaitu Dinas Kesehatan, Kementerian Agama (Kemenag) maupun Dinas Pendidikan.

Persoalan perbaikan gizi tidak bisa hanya dibebankan kepada dinas kesehatan saja. Namun, peran dinas pendidikan, Kemenag, orang tua dan lingkungan juga harus terlibat karena memiliki porsi yang berbeda-beda.

Ironisnya, kata dia, program pemberian tablet tambah darah pada remaja putri yang sudah disediakan oleh pemerintah banyak yang tidak dikonsumsi.

Baca juga: Ahli: Peringatan Hari Gizi momentum mempersiapkan generasi Indonesia

Baca juga: Pemprov Banten galakan bebas gizi buruk dan cegah stunting

Baca juga: Ahli gizi: Penuhi gizi 1000 hari pertama anak untuk cegah stunting


Padahal, para remaja putri harus meminum tablet tambah darah tersebut secara wajar atau seminggu sekali selama ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Tapi kenyataannya masih banyak sekolah-sekolah yang tidak memonitor itu dengan baik sehingga apa yang disediakan pemerintah menjadi mubazir," katanya.

Secara umum pemerintah telah membuat program pemberian tablet tambah darah pada remaja putri di 260 kabupaten dan kota untuk mengatasi kekerdilan (stunting) atau kondisi tubuh anak lebih pendek dari anak seusianya.

Program itu diharapkan dapat melahirkan generasi muda yang sehat dan kuat. Kemudian juga untuk menyasar kaum ibu melahirkan anak yang bebas kekerdilan.

Sementara itu, Putri salah seorang pelajar SMP swasta di Jakarta mengatakan selama ini memang tidak begitu mempedulikan persoalan gizi.

Namun, setelah melihat dampak buruk atau bahaya dari kekurangan darah ia mengaku akan lebih meningkatkan kesadaran tentang asupan gizi.*

Baca juga: Nafsu makan bisa dikontrol dengan kebiasaan makan

Baca juga: Ahli: beri asupan gula secukupnya pada anak

Baca juga: Ahli gizi tekankan pentingnya menu sarapan beragam bagi anak

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020