Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor menganjurkan agar orang tua untuk memberikan asupan gula yang tidak berlebihan atau hanya secukupnya pada anak untuk menghindari potensi kegemukan.
“Anjuran konsumsi gula 50 gram per hari itu merupakan warning bagi kita semua dalam memberikan asupan gula itu harus secukupnya, terutama bagi anak-anak kita karena bahaya obesitas,” kata Guru Besar bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof Ali Khomsan saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan mengungkapkan peningkatan prevalensi obesitas (indeks massa tubuh di atas 27,0) pada 2007 sebesar 10,5 persen menjadi 21,8 persen pada 2018 untuk usia lebih dari 18 tahun.
Sedangkan obesitas sentral (lingkar perut perempuan lebih dari 80 cm dan laki-laki 90 cm) untuk usia di atas 15 tahun yakni 18,8 persen pada 2007 menjadi 31,0 persen pada 2018.
Walaupun gula merupakan sumber energi untuk otak anak yang dapat digunakan dalam proses belajar, mengonsumsi gula berlebihan atau bahkan sarapan dengan makanan minuman yang manis-manis tidak begitu dianjurkan.
“Apabila makanan kita di pagi hari itu didominasi oleh makanan yang manis-manis misalnya makan kue yang manis-manis kemudian minum teh manis dan sebagainya itu yang tidak selalu dikehendaki,” kata Prof Ali.
Dia menjelaskan bahwa makanan-makanan yang banyak mendatangkan gula akan banyak menyerap vitamin B dalam proses pencernaannya sehingga akan terjadi ketidakseimbangan dalam tubuh.
Prof Ali menyarankan untuk mendapatkan asupan gula dari sumber makanan yang berasal dari karbohidrat kompleks seperti nasi atau sereal agar tidak berlebihan.
Baca juga: Jauhi karbohidrat olahan agar anak tidak obesitas
Baca juga: Obesitas percepat pubertas laki-laki
Baca juga: Pakar: obesitas bisa memicu penyakit diabetes
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019