Menurut GM PT Bintan Beach International Resort (BBIR) selaku pengelola Lagoi, Bintan, Rabu, hingga kini sudah ada 299 drum limbah minyak hitam yang terkumpul.
"Meningkat cukup signifikan jika dibanding 2019 yang mencapai 73 drum," kata Abdul Wahab.
Pencemaran limbah minyak hitam di Bintan ini merupakan "penyakit tahunan" terutama saat musim utara.
Baca juga: Resort di Bintan rugi Rp2,3 miliar akibat limbah minyak hitam
Baca juga: Lantamal: Kapal asing sengaja buang limbah minyak hitam di Bintan
Baca juga: Limbah oli di pesisir Bintan-Kepulauan Riau ditinjau DPRD
Limbah tersebut berasal dari wilayah OPL atau perairan perbatasan antara Indonesia, Singapura, dan Malaysia.
"Limbah itu dibuang kapal tanker asing di wilayah OPL, kemudian dibawa arus ke perairan Bintan," katanya.
Wahab berharap ada langkah konkret dari pemerintah guna mengatasi persoalan limbah tersebut karena masalah ini bisa mencoreng Bintan sebagai kawasan wisata internasional di mata turis asing.
Pihaknya siap mendukung wacana pemerintah menebar jaring di sepanjang garis pantai untuk menghalau kotoran oli bekas itu.
"Kalau dampak kunjungan wisman memang belum ada, tapi kita perlu tunjukkan kepada turis bahwa limbah minyak itu bisa dibasmi atau paling tidak diminimalisasi," kata Wahab.*
Pewarta: Ogen
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020