• Beranda
  • Berita
  • UIN Palembang kukuhkan sepasang suami istri jadi guru besar

UIN Palembang kukuhkan sepasang suami istri jadi guru besar

24 Januari 2020 19:01 WIB
UIN Palembang kukuhkan sepasang suami istri jadi guru besar
Rektor UIN Raden Fatah Palembang Prof. Sirozi mengukuhkan sepasang suami istri menjadi guru besar, Jumat (24/1/2020). ANTARA/Aziz Munajar

Menjadi guru besar atau profesor itu tidaklah sulit amat, yang penting ada semangat dan tidak terjebak zona nyaman, buktinya hari ini dua guru besar yang relatif masih muda ini bisa mendapatkanya

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang mengukuhkan sepasang suami istri menjadi guru besar, masing-masing bidang studi islam dan ilmu pembangunan ekonomi.

Keduanya, yakni Prof. Dr. Muhajirin MA dan Prof. Maya Panorama. Mereka dikukuhkan sebagai guru besar melalui sidang senat terbuka di Gedung Academic Center UIN Raden Fatah Palembang, Jumat.

"Alhamdulillah guru besar di UIN Raden Fatah Palembang kembali bertambah dan langsung sekaligus dua, luar biasa sekali," kata Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Sirozi, usai pengukuhan.

Dia mengatakan pengukuhan sepasang suami istri menjadi guru besar, baru pertama kali terjadi di UIN Raden Fatah Palembang, sedangkan dikukuhkanya kedua guru besar tersebut menggenapkan 20 guru besar yang dimiliki UIN Raden Fatah Palembang sampai saat ini.

Untuk meraih gelar guru besar, katanya, tidak mudah, sebab standar-standar menjadi profesor saat ini sudah ditingkatkan dengan persyaratan yang sulit namun sebenarnya mudah.

Cukup sulitnya persyaratan menjadi profesor itu, katanya, sebanding dengan beban yang diemban.

Baca juga: Pengukuhan guru besar tetap, tiga profesor IPB sampaikan orasi ilmiah

Ia menyebut profesor merupakan leading sector dan lokomotif pendidikan karena punya peran besar menentukan kualitas dosen maupun mahasiswa.

Ia berharap, dikukuhkanya sepasang suami istri itu dapat menginspirasi 111 doktor yang masih ada di UIN Raden Fatah Palembang, sehingga pada 2020 kampus tersebut bisa memiliki guru besar baru lagi.

"Menjadi guru besar atau profesor itu tidaklah sulit amat, yang penting ada semangat dan tidak terjebak zona nyaman, buktinya hari ini dua guru besar yang relatif masih muda ini bisa mendapatkanya," kata Prof. Sirozi

Pada sidang senat terbuka tersebut, Prof. Dr. Muhajirin MA dikukuhkan sebagai guru besar bidang studi islam Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Orasi ilmiahnya berjudul "Memaknai Teori Tuhan Sebagai Hukum Absolut".

Istrinya, Prof Maya Panorama, SE, MSi, PhD dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu ekonomi pembangunan Fakultas Ekonomi dan Pembangunan dengan orasi ilmiah berjudul "Pengembangan Rural Micro Finance di Indonesia".
 
Prof. Maya Panorama dan Prof. Muhajirin usai dikukuhkan menjadi guru besar di UIN Raden Fatah Palembang, Jumat (24/1/2020). ANTARA/Aziz Munajar


Keduanya dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan Kemenristekdikti Nomor 35047/M/KP/2019 tentang kenaikan jabatan/akademik dosen.

Usai dikukuhkan, Prof. Maya Panorama mengatakan pengukuhan bersama suaminya itu sebagai anugerah dan hasil perjuangan yang tidak mudah karena harus saling mendorong satu sama lain.

"Gelar profesor ini kami raih tentu dengan berbagai tantangan, hambatan dan kerja keras bertahun-tahun, tapi tetap kami hadapi bersama," ujarnya.

Baca juga: Sang Guru Besar pun dikukuhkan di kebun kelapa kopyor

Dalam prosesnya, Prof. Muhajirin lebih dahulu mendapatkan SK guru besar pada Oktober 2019, sedangkan tak lama berselang SK guru besar untuknya juga dikeluarkan kementerian.

"Selain kami berdua, ternyata ada juga pasangan suami istri di Gorontalo juga dikukuhkan jadi guru besar berdasarkan SK yang saya lihat," katanya.

Muhajirin, menganggap status guru besar baginya dan istri merupakan amanah yang harus dijalankan dengan semangat dan bertanggung jawab terhadap disiplin ilmu masing-masing.

"Semoga gelar ini membuat kami lebih bersemangat dan berbuat lebih banyak untuk masyarakat," katanya.

Dalam riwayat pendidikan, Prof. Muhajirin menempuh pendidikan S1 di UIN Raden Fatah Palembang, S2 dan S3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sedangkan Prof. Maya Panorama menyelesaikan S1 dan S2 di Universitas Sriwijaya serta S3 di Universitas Malaya, Malaysia.

Baca juga: Guru besar UNS meninggal dunia usai pengukuhan
 

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020