• Beranda
  • Berita
  • Rusia usir wartawan Jepang terkait spionase militer

Rusia usir wartawan Jepang terkait spionase militer

28 Januari 2020 16:36 WIB
Rusia usir wartawan Jepang terkait spionase militer
Ilustrasi - Bagian tangan patung ikonik pendiri negara Soviet Vladimir Lenin, dengan balon merah terlihat di latar belakang, menandai hari peringatan Revolusi Bolshevik 1917, yang juga dikenal sebagai Revolusi Sosialis Oktober Besar, di Vladivostok, Rusia (7/11/2019). ANTARA/REUTERS/Yuri Maltsev/aa.

Demi keselamatan, ia sudah pergi dari negara itu pada hari berikutnya.

Rusia, Senin (27/1), mengatakan bulan lalu mengusir seorang wartawan Jepang karena berupaya mendapatkan informasi rahasia terkait kemampuan militer di Timur Jauh Rusia, demikian dilaporkan kantor berita RIA.

Wartawan yang diusir itu bekerja untuk Kyodo News-Jepang, menurut laporan tersebut, Selasa.

Wartawan tersebut dilaporkan membantah tuduhan berupaya melakukan spionase.

Kyodo tidak menyebutkan nama wartawan yang dimaksud namun mengatakan bahwa sang wartawan ditahan pada 25 Desember di Vladivostok dan kemudian dibebaskan setelah menjalani pemeriksaan selama lima jam.

Wartawan itu diminta meninggalkan Rusia dalam waktu 72 jam, kata Kyodo.

"Demi keselamatan, ia sudah pergi dari negara itu pada hari berikutnya. Menurut yang kami tahu, dia melakukan kegiatan pelaporan sesuai standar," kata Kyodo dalam pernyataan melalui surel.

Kementerian luar negeri Rusia telah memanggil pejabat kedutaan Jepang untuk menyampaikan protes diplomatik secara resmi menyangkut insiden itu, lapor RIA.

Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan tidak dapat berkomentar mengenai masalah itu.

Hubungan antara Jepang dan Rusia tegang selama berpuluh-puluh tahun karena sengketa wilayah atas kepulauan di Pasifik.

Kepulauan itu, yang dikenal di Rusia dengan Southern Kuriles dan Jepang disebut Northern Territories, diduduki oleh tentara Soviet pada masa-masa surut Perang Dunia Kedua.

Baca juga: Kremlin: Pembicaraan sengketa teritorial dengan Jepang butuh waktu lama

Persengketaan itu menghambat Rusia dan Jepang menandatangani perjanjian perdamaian resmi ataupun membangun hubungan mereka.

Pengumuman itu muncul dua hari setelah perusahaan telekomunikasi Jepang SoftBank Group Corp mengatakan salah satu bekas karyawannya ditangkap atas kecurigaan membocorkan informasi perusahaan.

Mantan karyawan tersebut diduga memberikan informasi kepada misi dagang Rusia di Jepang dengan imbalan uang, menurut laporan Nikkei yang mengutip kepolisian.

Sumber: Reuters

Baca juga: Rusia bebaskan kapal ikan Jepang yang ditahan di area pulau sengketa

Baca juga: Jepang: Harusnya kami yang menindak pesawat Rusia, bukan Korsel

Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020