FPKS: Gus Sholah peduli umat dan pesantren

3 Februari 2020 09:20 WIB
FPKS: Gus Sholah peduli umat dan pesantren
Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini. ANTARA/dokumentasi pribadi
Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengenang K.H. Shalahuddin Wahid atau Gus Sholah sebagai sosok tokoh yang sangat peduli terhadap umat dan dunia pendidikan, khususnya pesantren.

Ia menilai pemikiran-pemikiran Gus Sholah mewarisi cara pandang para ulama dan tokoh umat yang besar sekali kontribusinya dalam kemerdekaan Indonesia.

"Pemikiran Gus Sholah sangat mencerahkan dan membimbing umat bagaimana mewarisi Indonesia yang diperjuangkan para ulama agar tetap kukuh dan bersatu dalam keberagaman dan kemajuan," kata Jazuli di Jakarta, Senin.

Nasihat dan pemikiran Gus Sholah secara terbuka disampaikan pihaknya menjadi rujukan dalam merumuskan program-program Fraksi PKS di DPR sehingga PKS makin kukuh dalam berkhidmat untuk rakyat dan umat.

Baca juga: Presiden melayat ke rumah duka Gus Sholah

Baca juga: MPR: Gus Sholah tokoh panutan bekerja demi persatuan bangsa

Baca juga: Obituari - Gus Sholah, NU, dan "standarisasi" pendidikan pesantren


Jazuli punya kesan mendalam dengan Gus Sholah karena cukup dekat dan rutin mengunjungi beliau untuk silaturahmi dan meminta nasihat masalah-masalah keumatan dan kebangsaan.

"Beliau kami anggap orang tua kami di PKS. Beliau selalu terbuka menerima kami, membesarkan hati kami, dan selalu mendukung perjuangan kami," ujarnya.

Jazuli Juwaini juga menilai nasihat-nasihat sosok Pengasuh Pesantren Tebuireng itu selalu menyejukkan, mengayomi, dan menyatukan umat bangsa dan negara.

Selain itu, dia menilai Gus Sholah punya kepedulian yang luar biasa terhadap bangsa dan negara karena ingin bangsa ini bersatu dan bersinergi, tidak saling curiga dan benci, tidak ada yang merasa paling Indonesia lalu memarginalkan yang lain.

"Seluruh warga negara adalah bagian dari bangsa yang punya peran dan kontribusi untuk kemajuan Indonesia. Indonesia kehilangan tokoh dan ulama panutan yang luar biasa bagi bangsa ini," katanya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020