• Beranda
  • Berita
  • Akademisi sebut pemulangan anggota ISIS dapat menjadi bom waktu

Akademisi sebut pemulangan anggota ISIS dapat menjadi bom waktu

7 Februari 2020 09:10 WIB
Akademisi sebut pemulangan anggota ISIS dapat menjadi bom waktu
ILUSTRASI - Kekerasan dan perlawanan ISIS. ANTARA/Ardika/am.

Sebagai warga negara Indonesia yang memilih menjadi pengikut ISIS, yang memiliki agenda perang melawan negara dapat menjadi bom waktu jika negara memelihara eksistensi mereka di tengah-tengah masyarakat."

Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, MSi mengatakan, pemulangan anggota Islamic State Irak and Syria (ISIS), dapat menjadi bom waktu bagi negara di masa depan.

"Sebagai warga negara Indonesia yang memilih menjadi pengikut ISIS, yang memiliki agenda perang melawan negara dapat menjadi bom waktu jika negara memelihara eksistensi mereka di tengah-tengah masyarakat," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Jumat.

Baca juga: Mahfud tidak setuju pemulangan 660 WNI bekas anggota ISIS

Baca juga: Menerima 600 WNI eks ISIS, pemerintah diminta pertimbangkan dua hal

Baca juga: Hikmahanto: WNI eks-ISIS telah kehilangan kewarganegaraannya


Dia mengemukakan pandangan itu, terkait dengan gagasan untuk memulangkan warga negara Indonesia eks anggota ISIS ke tanah air, dan dampaknya bagi stabilitas politik dan hukum di masa mendatang.

Gagasan pemulangan warga negara Indonesia (WNI) yang terasosiasi dengan ISIS, telah menjadi suatu wacana yang diperdebatkan tidak hanya di kalangan publik, namun juga oleh para pengambil kebijakan.

Menurut dia, ISIS adalah kelompok jihadis yang menyatakan diri sebagai tentara Allah, yang menegakkan khilafah minhajin nubuwah di muka bumi.

"Kelompok ini jelas memiliki agenda untuk berperang melawan negara, dan siapa yang memberikan jaminan bahwa setelah kembali ke Indonesia, mereka tidak melakukan aktivitas untuk melawan negara," katanya dalam nada tanya.

Karena itu, gagasan untuk memulangkan WNI eks anggota ISIS ke tanah air, mesti dipikirkan secara matang untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

"Betul bahwa mereka adalah warga negara Indonesia, tetapi harus dipahami bahwa mereka telah memilih menjadi pengikut ISIS, dan memiliki agenda perang melawan negara," kata mantan Pembantu Rektor I UMK itu.

Baca juga: Presiden masih perhitungkan plus minus terkait pemulangan WNI eks-ISIS

Baca juga: ISIS penggal 10 tawanan Kristen di Nigeria

Baca juga: Menlu Prancis tegaskan koalisi terus berjuang melawan ISIS di Irak

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020