Hal tersebut diutarakan Wapres dalam sambutannya di acara Musyawarah Nasional XVII 2020 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Karawang, Jawa Barat, Senin.
"Saya meminta dukungan aktif dan kerja sama dari PHRI dalam memberikan layanan halal, utamanya di destinasi wisata dengan menyediakan kebutuhan wisatawan yang tidak saja berkualitas baik dan higienis, namun juga halal, Halalan Thayyiban," ujar Wapres..
Baca juga: Buka Munas PHRI, Wapres sampaikan pariwisata termasuk sektor prioritas
Wapres menyampaikan peran PHRI sebagai pemangku utama dan mitra pemerintah, khususnya dalam penyediaan kebutuhan amenitas terkait sarana akomodasi dan kuliner, perlu memerhatikan kenyamanan dan kebutuhan para wisatawan, termasuk kenyamanan dan kebutuhan melaksanakan ajaran agama yang diyakini.
Misalnya, kata Wapres, wisatawan yang beragama Islam, sangat membutuhkan fasilitas untuk dapat menjalankan ibadah melaksanakan shalat dan menikmati makanan halal dengan mudah.
Oleh karena itu, sangat penting bagi pelaku industri pariwisata untuk menyediakan layanan tambahan, misalnya fasilitas tempat ibadah shalat yang layak dan bersih, serta menu makanan halal.
Baca juga: Empat kebutuhan dasar wisata halal bagi wisatawan muslim
"Dengan demikian saya yakin wisatawan Muslim akan meningkat karena mereka merasa lebih nyaman mengunjungi destinasi wisata tersebut," ujar dia.
Wapres menekankan, karena besarnya potensi wisatawan Muslim, kesadaran untuk memberikan pelayanan tambahan seperti itu sudah dilakukan oleh negara-negara lain yang juga mengandalkan pemasukan dari sektor pariwisata, misalnya Jepang, Australia, Rusia dan negara-negara eropa lainnya.
Hal itu dilakukan dengan tujuan bisa menarik lebih banyak wisatawan Muslim, yang jumlahnya meningkat tajam dari waktu ke waktu, untuk berkunjung ke destinasi wisata mereka.
Baca juga: Dukung wisata halal, di Kete' Kesu Toraja kini ada masjid
Wapres menekankan Indonesia yang dikenal sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia sudah seharusnya dapat menjadi pionir dan model bagi negara-negara lain dalam memberikan pelayanan tambahan bagi wisatawan Muslim.
Hal itu dilakukan bukan saja untuk menarik masuk wisatawan Muslim dari luar negeri, tapi juga terutama untuk memenuhi kebutuhan dan kenyamanan wisatawan Muslim dari dalam negeri yang potensinya juga sangat besar.
"Dalam kesempatan ini saya ingin menegaskan kembali bahwa sesungguhnya itulah yang disebut dengan 'wisata halal', yaitu layanan yang membuat nyaman wisatawan Muslim ketika berkunjung ke suatu destinasi," tutur Wapres.
"Saya juga perlu menegaskan bahwa tidak benar bila 'wisata halal' diartikan sebagai upaya untuk mensyariahkan destinasi wisata," ujarnya lagi.
Dia mengatakan dalam konteks "wisata halal" ini, baik Presiden, dirinya dan segenap jajaran pemerintah telah berkomitmen untuk terus mendorong kemajuannya.
Baca juga: Perda Wisata Halal Sumbar dikebut, selesai triwulan I tahun 2020
Baca juga: Dispar Sleman : persepsi wisata halal hanya untuk muslim tidak benar
Baca juga: Mau ikut tur wisata halal? Perhatikan hal-hal ini
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020