Kepala Dinkes Kepri Tjetjep Yudiana, di Tanjungpinang, Senin, memastikan informasi terkait sejumlah WNI yang diobservasi di Natuna dalam kondisi sakit akibat air tidak bersih, tidak benar.
"Dari mana dan bagaimana ada yang tahu kondisi WNI yang menjalani observasi selama 14 hari itu? Itu sangat tertutup," katanya.
Tjetjep mengaku dirinya sendiri tidak dapat masuk ke kawasan observasi, karena itu prosedur WHO yang wajib dilaksanakan. Di lokasi observasi hanya petugas ring I yang memberikan pelayanan kepada warga yang diobservasi.
"Air di kawasan observasi sangat terjaga. Kebutuhan WNI yang diobservasi juga dipenuhi," ucapnya.
Baca juga: KSP: 112 orang bantu pelayanan kesehatan bagi 243 WNI di Natuna
Baca juga: Hari keenam karantina, WNI dari Wuhan di Natuna dinyatakan sehat
Baca juga: Perkembangan kondisi WNI di Natuna, Menkes harapkan terus sehat
Ia mengatakan sarana hiburan dan olah raga, selain makanan yang sehat juga dipenuhi petugas. Bahkan petugas menambah kapasitas internet baru-baru ini untuk kepentingan WNI yang dievakuasi dari Wuhan tersebut.
"Mereka juga dapat menghubungi keluarganya sepanjang waktu," tuturnya.
Tjetjep mengatakan situasi dan kondisi di lokasi observasi sangat baik. Suasana dibangun dengan baik sehingga warga menjalani observasi dengan bahagia.
"Jadi yang dijaga bukan hanya jasmani, melainkan juga batin mereka," katanya.
Jika dari 238 orang itu ada yang kelelahan atau luka saat berolah raga, menurut dia, tidak ada kaitannya dengan virus corona sehingga informasi itu tidak perlu dibesar-besarkan.
"Saya harus bicara yang benar, sesuai realitas, meski ada sejumlah pihak yang menginginkan saya berhenti berbicara untuk kepentingan publik. Saya harus bicara untuk meluruskan cukup banyak informasi tidak benar yang terlanjur dibaca publik," katanya.*
Baca juga: Beijing senang dengar kabar WNI dikarantina di Natuna sehat
Baca juga: Kemenkes: WNI dari Wuhan semua sehat pada hari kelima observasi
Baca juga: Kondisi WNI dari Wuhan di Natuna terus dipantau Menkes
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020