Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit tuberkulosis (TBC) yang dilakukan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) yang berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyasar ribuan pondok pesantren (ponpes) yang tersebar di 35 kabupaten/kota se-Jateng.Para santri diharapkan dapat memahami apa itu penyakit tuberkulosis, cara penularannya, gejala-gejalanya apa saja, serta cara pencegahan dan pengobatannya
"Kami akan menyusun program salah satunya melakukan literasi melek tuberkulosis di ribuan ponpes yang tersebar di Jateng," kata Ketua PPTI Jawa Tengah dr Hartanto usai bertemu dengan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di Semarang, Senin.
Ia menyebutkan ribuan ponpes di Jateng dengan jumlah santri yang mencapai puluhan ribu itu menjadi salah satu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program PPTI pada 2020.
Melalui program kesehatan itu, kata dia, para santri diharapkan dapat memahami apa itu penyakit tuberkulosis, cara penularannya, gejala-gejalanya apa saja, serta cara pencegahan dan pengobatannya.
Menurut dia, tidak sedikit ponpes yang menempatkan santrinya tidur bersama di satu ruangan sehingga jika ada salah satu santri yang menderita penyakit Tuberkulosis, maka dikhawatirkan penularnnya akan lebih mudah dan cepat.
Dijelaskannya, penyakit TBC disebabkan oleh bakteri "mycobacterium tuberculosis "yang biasanya menyerang paru-paru, namun tidak jarang pula bakteri dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya.
"Tuberkulosis sangat tergantung atau dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Kita mendukung program Pemprov Jateng yang sedang gencar memberantas penyakit ini, kemudian kami masuk pada masyarakat yang risikonya tinggi terhadap penularan tuberkulosis, antara lain di ponpes," katanya.
Ia mengatakan bahwa tuberkulosis sudah ada obatnya sehingga penderitanya tidak perlu khawatir tidak bisa sembuh.
"Jika selama enam bulan diobati dan patuh minum obat maka pasien akan sembuh dari Tuberkulosis, obatnya sendiri dapat diperoleh secara gratis di puskesmas," kata Hartanto.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyatakan mendukung program literasi melek tuberkulosis di ponpes-ponpes yang dilakukan PPTI Jateng.
Terlebih tidak sedikit ponpes di Jateng mempunyai kebiasaan melakukan berbagai aktivitas bersama-sama di lingkungan pondok.
"Kami mengapresiasi program-program PPTI Jateng, kami juga sangat mendukung program melek Tuberkulosis di lingkungan ponpes, apalagi kasus Tuberkulosis di Jateng cukup tinggi," ujarnya.
Selain ponpes, penyuluhan tentang tuberkulosis juga perlu dilakukan di panti-panti lansia dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya yang rentan tertular penyakit ini, demikian Wagub Jateng yang akrab disapa Gus Yasin itu
Baca juga: Deteksi dini TBC dilakukan di lingkungan pondok pesantren
Baca juga: Presiden Jokowi targetkan Indonesia bebas TBC tahun 2030
Baca juga: Menkes: Eradikasi TBC perlu kerja sama lintas kementerian
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020