Dalam unggahannya di Twitter, Ghani menyebut Pompeo menginformasikan kepadanya lewat telepon bahwa Taliban mengajukan usulan "tentang pengurangan kekerasan secara signifikan dan langgeng".
Cuitan Ghani memperlihatkan kemungkinan terobosan dalam percakapan antara perunding AS dan Taliban, yang mengalami kebuntuan di pihak AS atas tuntutan bahwa para pemberontak sepakat mengurangi secara berarti kekerasan sebagai bagian dari kesepakatan penarikan pasukan AS.
Presiden AS Donald Trump telah menjadikan penarikan 13.000 pasukan AS di Afghanistan sebagai tujuan kebijakan luar negeri yang utama dan kesepakatan penarikan dengan Taliban dapat meningkatkan masa depan terpilihnya kembali dia dalam pemilu November.
Departemen Luar Negeri AS dan Taliban tak bersedia berkomentar.
Dalam cuitannya, Ghani menulis bahwa Pompeo mengatakan kepadanya "tentang kemajuan penting yang dibuat dalam percakapan perdamaian yang sedang berlangsung dengan Taliban".
"Menlu memberitahu saya tentang usulan Taliban dengan pertimbangan mengurangi kekerasan secara berarti dan abadi," tambahnya seraya menambahkan, " Ini kemajuan yang menggembirakan."
Ghani tampak menaruh kepercayaan untuk perkembangan itu, dengan menulis bahwa " posisi dasar kami mengenai perdamaian dengan demikian mulai membuahkan hasil."
Dia mengimbau Taliban untuk menyetujui gencatan senjata nasional, sebuah tuntutan yang juga diminta Trump pada September saat dia membatalkan perundingan dengan pemberontak yang dipimpin utusan khusus AS kelahiran Afghanistan Zalmay Khalilzad.
Namun Taliban keras kepala menolak tuntutan itu. Dalam pembicaraan yang berlanjut di Doha, ibu kota Qatar, pada Desember, perunding AS menekan pemberontak untuk menyetujui pengurangan kekerasan secara berarti.
Reuters
Baca juga: Presiden Ghani bahas proses perdamaian dengan duta besar NATO
Baca juga: Ledakan dekat kampanye Presiden Afghanistan tewaskan puluhan orang
Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020