• Beranda
  • Berita
  • Warga Selo tetap bertani usai erupsi Gunung Merapi

Warga Selo tetap bertani usai erupsi Gunung Merapi

13 Februari 2020 08:31 WIB
Warga Selo tetap bertani usai erupsi Gunung Merapi
Petani beraktivitas di lahan pertanian dengan berlatar belakang Gunung Merapi di Jrakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (13/2/2020). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/aww/am.

warga usai kejadian itu, tenang-tenang saja

Sejumlah warga di kawasan lereng gunung di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, masih melakukan aktivitas bertani seperti biasa meski Gunung Merapi mengeluarkan erupsi dengan tinggi 2.000 meter dari puncak, Kamis pagi.

Menurut Samsuri (48) warga di Desa Lencoh Kecamatan Selo Boyolali Gunung Merapi mengeluarkan suara letusan sekitar pukul 05.16 WIB, dan menghembuskan asap tebal membumbung tinggi sekitar 2.000 meter dari puncak.

Namun, kata Samsuri kejadian tersebut belum berdampak kepada warga di lereng Merapi khsususnya di Kecamatan Selo. Warga tetap pergi ke ladang masing-masing yang sekarang ditanami sayur-sayuran.

"Warga tentunya tetap waspada dengan status Merapi sekarang. Namun, peristiwa Kamis pagi memang sedikit mengagetkan warga sekitar," kata Samsuri yang juga salah satu anggota SAR Desa Lencoh.

Menurut dia, dengan kejadian tersebut wilayah Selo tidak terjadi hujan abu karena arah angin ke barat, sehingga warga aktivitas seperti biasa tidak mengenakan masker.

Baca juga: Lima kali gempa guguran terjadi di Gunung Merapi
Baca juga: Dokumen rencana kontingensi erupsi Merapi disahkan Pemkab Sleman


Kepala Desa Jrakah Selo Tumar mengatakan Gunung Merapi sempat mengeluarkan suara letusan dan terlihat dari Desa Jrakah dengan jelas mengeluarkan asap tebal ke atas. 
​​​​​​
"Warga usai kejadian itu, tenang-tenang saja. Mereka tetap melakukan aktivitas seperti biasa pergi ke sekolah atau bekerja ke ladang," kata Tumar.

Bahkan, Desa Jrakah yang jaraknya sekitar 5 kilometer ke arah puncak tidak terjadi hujan abu. Warga tidak ada yang menggunakan masker.

Kendati demikian, Tumar mengimbau warganya yang mayoritas bekerja sebagai petani saat mengerjakan ladangnya tetap menjaga kewaspadaan. Warga diminta sekali-kali melihat ke puncak.

Baca juga: Warga sekitar Gunung Merapi beraktivitas normal pascaerupsi
Baca juga: BPPTKG: Gunung Merapi alami erupsi dengan tinggi kolom 2.000 meter


Petugas jaga Pos Pengamatan Merapi Desa Jrakah Tri Mujianto saat dikonfirmasi membenarkan Merapi mengeluarkan freatif dari puncak sekitar pukul 05.16 WIB dengan ketinggian sekitar 2.000 meter

Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan Jateng - Yogyakarta pada Kamis pagi mengalami erupsi dengan tinggi 2.000 meter dari puncak

Dari akun twitter BPPTKG di Yogyakarta menyebutkan awan panas letusan Gunung Merapi yang terekam di seismograf pada pukul 15.16 WIB memiliki durasi 150 detik dengan amplitudo 75 mm.

Baca juga: Kementerian ESDM minta masyarakat tidak panik terkait letusan Merapi
Baca juga: BPPTKG: Letusan Gunung Merapi berpotensi terus terjadi


 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020