"Biasanya sehari rata-rata terjual 50 masker. Sekarang, sejak virus corona mewabah bisa sampai 100 masker per harinya," ujar seorang pegawai apotek, Siti Marfuah di Ngawi, Sabtu.
Menurut dia, akibat tingginya permintaan, telah membuat stok masker di apoteknya kosong. Selain itu, pasokan dari distributor beberapa hari terakhir juga tersendat.
"Biasanya kalau stok habis, dikabari untuk minta lagi langsung dikirim. Ini beberapa hari belum dikirim barangnya," kata dia.
Baca juga: Terkait COVID-19, stok masker sebagian apotek di Cianjur kosong
Hal yang sama diungkapkan oleh salah satu petugas distributor peralatan medis di Ngawi, Adela Mustika. Sejak sepekan terakhir permintaan masker sangat tinggi.
"Pernah dalam sehari terjual sampai empat karton. Satu karton berisi 40 boks dan satu boks isinya 50 masker," kata dia.
Adela menjelaskan, saat hari biasa konsumen ataupun apotek hanya membeli beberapa boks. Namun, sejak beberapa hari terakhir meningkat menjadi satu sampai dua karton.
"Saat saya tanya kepada pembeli, untuk apa membeli masker banyak, katanya mau dikirim ke keluarga yang ada di luar negeri," kata dia.
Terlebih untuk keluarga yang bekerja di negara tujuan Taiwan, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura. Di negara-negara tersebut tercatat telah ditemukan pasien positif terjangkit virus corona.
Baca juga: PMI NTT di Hong Kong minta bantuan pemprov kirim masker
Permintaan di pasaran yang tinggi berimbas pula pada frekuensi pembelian ke pabrik. Perusahaan distributornya biasanya seminggu hanya sekali meminta kiriman pasokan, namun sejak ada kasus corona menjadi tiap hari.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ngawi Endah Pratiwi meminta warga Ngawi tidak panik dengan kasus corona.
Meski RSUD dr Soedono Madiun sempat merawat pasien dicurigai corona karena ada riwayat bepergian dari China, namun sesuai hasil uji laboratorium dinyatakan negatif.
"Yang penting, warga diimbau untuk menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi seimbang. Perbanyak buah dan sayur, olahraga teratur, dan istirahat cukup. Selain itu, juga hindari kontak langsung dengan binatang," kata dia.
Baca juga: Pemkab Batang kirim 8.000 masker ke Hong Kong
Endah menambahkan, jika mengalami gejala flu seperti batuk atau pilek, warga disarankan mengenakan masker, sehingga tidak menyebar ke anggota keluarga yang lain.
Selain itu, juga segera berobat ke layanan kesehatan dan menerapkan etika batuk. Yakni, kalau batuk atau bersin tutup hidung dan mulut pakai tisu ataupun sapu tangan.
Seperti diketahui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang telah menetapkan situasi darurat global terkait mewabahnya virus corona. Virus corona mulai terdeteksi menjangkiti manusia di Wuhan, China, pada Desember 2019. Kemudian sejak Januari 2020 mewabah di wilayah itu hingga ke beberapa negara lain di dunia, di antaranya, Korea Selatan, Singapura, Vietnam, Kamboja, Thailand, Nepal, Sri Lanka, Amerika Serikat, Kanada, Jerman, dan Uni Emirat Arab.
Baca juga: Harga naik, apotek di Palembang batasi penjualan masker
Baca juga: Kemenkes: Tak perlu masker N95 untuk tangkal virus
Baca juga: PMI sosialisasi penggunaan masker yang baik dan benar
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020