Lutfhi mengungkapkan semua mahasiswa di asramanya dalam kondisi sehat dan virus banyak menyerang warga lokal.
"Ada sekitar 100 mahasiswa asing di asrama, Alhamdulillah semuanya sehat sampai saya tinggalkan pulang ke Indonesia," kata dia saat ditemui di Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin, Ahad.
Untuk itulah, Lutfhi sangat bersyukur atas apa yang telah dilaluinya dalam masa-masa sulit di Cina.
Baca juga: Enam mahasiswa asal Tabalong langsung diantar ke rumah
Baca juga: Masyarakat Lampung diminta tidak resah, usai warganya dikarantina
Baca juga: WNI asal Sumsel dipastikan tak terkena virus COVID-19
Hubei Polytechnic University, tempat dia menuntut ilmu, terletak di Huangshi sebuah kota tingkat prefektur di tenggara Provinsi Hubei. Kota ini berjarak sekitar 30 menit dengan Kota Wuhan, tempat yang diduga asal mula Covid-19 merebak.
"Selama penyebaran virus corona, saya di asrama tetap menjaga kebugaran dengan berolahraga ringan. Kemudian menjaga kebersihan dan minum vitamin serta selalu menggunakan masker," tuturnya.
Lutfhi, satu dari tujuh mahasiswa asal Kalimantan Selatan, yang kembali ke Bumi Lambung Mangkurat setelah menjalani masa observasi selama 14 hari di Hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau.
Dia tercatat mahasiswa semester delapan di Hubei Polytechnic University dengan mengambil Program Studi Ilmu Kedokteran sejak tahun 2016.
Berbeda dengan mahasiswa asal Kabupaten Tabalong yang difasilitasi beasiswa, Lutfhi kuliah di Cina atas biaya sendiri.
"Saya daftar melalui daring (online) dan Alhamdulillah diterima bisa kuliah di Cina," ucap alumni Pondok Pesantren Darul Hijrah Cindai Alus Martapura, Kabupaten Banjar itu.
Kini Lutfhi hanya bisa berdoa agar Cina segera terbebas dari wabah virus corona agar dia bisa kembali untuk melanjutkan studi.
"Setelah lulus nanti, saya ingin mengabdi untuk daerah menerapkan ilmu yang didapat dari Cina," katanya.*
Baca juga: Mahasiswi asal Bekasi bersiap lanjut kuliah sepulang dari karantina
Baca juga: Warga Jateng yang selesai jalani observasi tak dapat perlakuan khusus
Baca juga: Menkes: WNI selesai observasi virus corona tidak dilarang berkerumun
Pewarta: Firman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020