Kemenperin konsisten bina santri berwirausaha

18 Februari 2020 13:28 WIB
Kemenperin konsisten bina santri berwirausaha
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih dan para santri saat membuka Program Santripreneur di Tangerang Selatan, Selasa. (ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta)

Kami terus laksanakan pogram ini untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren

Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka konsisten membina santri berwirausaha melalui Program Santripreneur untuk mendorong santri berkreasi di industri melalui program pelatihan dari Peta Jalan Making Indonesia 4.0.

“Perdana pada 2020 ini, Ditjen IKMA melanjutkan Program Santripreneur melalui Program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM Berbasis Pondok Pesantren dalam bentuk bimbingan teknis serta fasilitasi mesin dan peralatan kepada Pondok Pesantren Madinatunnajah, Pondok Pesantren Al Fathaniyah dan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Provinsi Banten,” kata Dirjen IKMA Gati Wibawaningsih di Tangerang Selatan, Banten, Selasa.

Baca juga: Kemenperin bina lebih dari 8.000 santri untuk jadi wirausaha baru


Pembukaan kegiatan bimbingan teknis dilaksanakan di ICE BSD pada 18 Februari 2019 yang dihadiri 250 orang peserta yang berasal dari para santri dan pengurus Pondok Pesantren Madinatunnajah, Pondok Pesantren Al Fathaniyah dan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah.

“Ketiga ponpes ini telah mengajukan proposal dan akan diberikan Bimbingan Teknis Wirausaha IKM Pengolahan Roti untuk Ponpes Maditunnajah dan Ponpes Al-Fathaniyah, serta Bimbingan Teknis dan Fasilitasi Mesin/ Peralatan Perbengkelan Roda Dua di Ponpes Riyadlul Jannah Kresek Kabupaten Tangerang,” jelas Gati.

Gati menjelaskan wirausaha memegang peran penting dalam menyokong pertumbuhan ekonomi nasional, mulai dari menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan nasional, menciptakan nilai tambah barang dan jasa, mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, serta terciptanya masyarakat adil dan makmur.

Berdasarkan data Global Entrepreneurship Index 2018, Indonesia saat ini berada di peringkat 94 dalam hal kewirausahaan di antara 137 negara atau di peringkat 16 di antara negara-negara Asia Pasifik.

“Kami terus laksanakan pogram ini untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren dan menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri,” tambahnya.

Selain pembukaan Program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM Berbasis Pondok Pesantren dalam bentuk bimbingan teknis serta fasilitasi mesin dan peralatan, rangkaian acara pada kegiatan tersebut adalah kuliah umum kewirausahaan dan Kredit Usaha Rakyat dari Dinas Perindag Tangerang Selatan dan Bank Jabar Banten.

Baca juga: Kemenperin dorong santri mandiri berwirausaha
 

“Ada pula narasumber dari Amazon Web Service (AWS) dan IdEA yang memberikan wawasan ‘awareness’ tentang cloud computing dan digital marketing yang merupakan bagian dari revolusi industry 4.0 dan sejalan dengan program Kemenperin Making Indonesia 4.0,” jelas Gati.

Di era teknologi Informasi saat ini, Cloud Computing yang merupakan bagian dari revolusi industry 4.0 telah tersedia di sekitar kita, “awareness” kita untuk memanfaatkan berbagai fitur dari cloud computing ini dapat membawa keuntungan tersendiri

Sejak 2013, Ditjen IKMA membina sebanyak 46 pondok pesantren dengan lebih dari 8.628 orang santri melalui pelatihan produksi dan motivasi kewirausahaan.

Cakupan ruang lingkup pembinaanya adalah pelatihan produksi dan bantuan mesin/peralatan di bidang: olahan pangan & minuman (roti dan kopi); perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim & seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair.

Gati pun menjelaskan Program Santripreneur sudah berhasil diterapkan dengan baik sampai saat ini oleh Ponpes yang mendapatkan pembinaan dan pelatihan. Contohnya adalah pelatihan produksi alas kaki di Ponpes Sunan Drajat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada tahun 2017.

“Di Ponpes itu sudah mampu menghasilkan unit industri alas kaki yang memproduksi lebih dari 4.000 pasang sandal jepit spon per bulan,” ungkapnya.

Baca juga: Kemenperin bina 3.000 santri jadi wirausaha baru


Di samping itu, dari pelaksanaan bimbingan teknis perbengkelan roda dua di Ponpes Suryalaya, Tasikmalaya, sudah berhasil membuat alumninya membuka usaha bengkel sendiri.

Gati juga memberi kesempatan pada pondok pesantren yang juga ingin mengikuti program Santripreneur untuk mengirimkan Proposal langsung ke Kantor Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian atau bisa menghubungi sosial media Ditjen IKMA di @ditjenikma.

Gati meyakini Upaya pemberdayaan para santri melalui program santripreneur ini akan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga turut memacu perekonomian nasional.

Sinergi yang dibangun antara Kementerian Perindustrian, dinas yang membidangi perindustrian di provinsi serta pondok pesantren dapat meningkatkan jumlah wirausaha industri baru dan berkontribusi mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren yang pada akhirnya berdampak positif terhadap ekonomi nasional.

Baca juga: Kemenperin ciptakan wirausaha santri melek teknologi

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020