"Berdasarkan kajian etnobotani tumbuhan surian dilanjutkan dengan isolasi, furifikasi dan elusidasi pada struktur kulit surian diperoleh anti oksidan yang tinggi yang memiliki kemampuan menangkal radikal bebas," kata dia di Padang, Kamis.
Ia menyampaikan hal itu pada orasi ilmiah pengukuhannya sebagai guru besar tetap dalam Ilmu Kimia Organik Bahan Alam pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unand, dengan tema Potensi Tumbuhan Surian Penghasil Senyawa Metabolit Sekunder dan Manfaatnya.
Menurut dia selama ini surian dikenal karena kayunya yang berkualitas baik karena keras dengan warna kemerahan serta tahan cuaca dingin dan tidak diserang rayap.
"Kayu surian banyak digunakan sebagai bahan bangunan seperti interior ruang, rangka pintu, jendela, hingga pembuatan kapal," kata dia.
Baca juga: Konsumsi jamur putih jadikan tubuh bugar dan cegah kanker
Baca juga: Jalan pembuktian khasiat anti-kanker bajakah masih panjang
Baca juga: Menkes siap teliti potensi Bajakah untuk kanker
Selain itu masyarakat juga menggunakan surian sebagai pengusir nyamuk, pengusir serangga hingga pengusir hama tanaman padi.
Kegunaan lainnya untuk pengobatan seperti pembengkakan ginjal, sebagai tonikum, obat diare, obat cacing, obat disentri, obat demam, obat tekanan darah tinggi, menurunkan gula darah dan pengobatan sipilis.
Adlis memaparkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pengujian aktivitas senyawa hasil isolasi dan ekstra tumbuhan surian menghasilkan suren yang bisa digunakan sebagai pengusir serangga dan hama pertanian.
Kemudian dari tumbuhan cedar merah ditemukan senyawa yang memiliki aktivitas antitumor dan surian yang berasal dari China menghasilkan senyawa polifenol yang merupakan antioksidan.
Selanjutnya pada pengujian aktivitas anti jamur pada jamur cancida albicans ternyata ekstra etil asetat kulit batang surian dan ekstra metanol kulit batang surian merupakan anti jamur yang kuat.
Sementara Rektor Unand Prof Yuliandri menyampaikan ilmu kimia tidak hanya sekadar dipelajari dan digunakan, melainkan juga sudah dianggap menjadi bagian dari cabang ilmu pakar-pakar non kimiawan tersebut.
"Konsekuensinya, luaran riset kimia pun hari ini makin meluas, mencakup perkembangan terbaru tentang struktur dan aktivitas Green Chemistry," ujarnya.*
Baca juga: Peneliti LIPI temukan bahan baku obat anti kanker
Baca juga: Mengandung polifenol, talas bermanfaat cegah kanker
Baca juga: Khasiat buah beri untuk berat badan hingga tangkal kanker
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020