Direktur Kredit UMK dan Usaha Syariah Bank DKI, Babay Parid Wazdi mengatakan perkembangan ekonomi digital di Indonesia tumbuh lebih kencang, yang implikasinya mendorong perbankan untuk berinovasi secara digital agar dapat bersaing.
"Transformasi digital Bank DKI sudah dimulai sejak tahun 2007 dan terus berkembang hingga sekarang," kata Babay saat menjadi narasumber pada Seminar Nasional BPD Seluruh Indonesia dan Sinergi BUMD DKI Jakarta di Taman Impian Jaya Ancol, Sabtu.
Penerapan sistem elektronifikasi membantu pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terbukti sangat membantu Pemprov DKI dalam menjalankan penerapan dan penyaluran dana subsidi (PSO) secara lebih efektif, akurat dan tepat sasaran.
Bank DKI terus mengembangkan alat transaksi diantaranya Cash Managemen System (CMS), kartu ATM/debit dan uang elektronik, EDC dan MPOS hingga mobile banking dan QR Code.
Baca juga: Undian Panen Rejeki, Bank DKI harap tabungan Simpeda bertumbuh Direktur Utama Bank DKI Jakarta Zainudin Mappa mengatakan, sistem digitalisasi keuangan Bank DKI turut membantu memudahkan transaksi pembayaran dalam ekosistem PT Taman Impian Jaya Ancol.
"Ancol merupakan salah satu BUMD milik Pemprov DKI Jakarta yang sudah go public. Keterlibatan Bank DKI dalam transaksi pembayaran itu merupakan sinergi antara BPD dan BUMD," kata Zainudin.
Sekretaris Perusahaan Bank DKI Herry Djufraini mengatakan, kelebihan transaksi non tunai di antaranya pengelolaan keuangan lebih mudah dan transparan.
Ancol bersama Bank DKI telah merealisasikan penggunaan Mobile-Point of Sale (MPOS) pada seluruh Pintu Gerbang Utama (PGU) Taman Impian Jaya Ancol dengan layanan e-channel Bank DKI seperti JakCard, Kartu Debit GPN baik Bank DKI ataupun bank lain serta menerima transaksi QR Code JakOne Mobile ataupun QRIS.
"Implementasi dimulai per 31 Desember 2019 lalu," ujar Herry.
Baca juga: TGUPP DKI tekankan pentingnya sinergi BUMD Penggunaan layanan non tunai itu dimulai secara bertahap dari pintu gerbang Ancol, wahana hingga merchant dan ekosistem lainnya di Ancol.
Herry menambahkan bahwa penggunaan layanan e-channel Bank DKI cukup efektif. Salah satu manfaatnya untuk memangkas waktu antrean kendaraan maupun pengunjung.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol Hari Sandjojo menyatakan, adanya sinergi Ancol dan Bank DKI dapat memberikan dampak positif bagi mitra vendor yang melaksanakan proyek kerja di Ancol. "Mereka bisa lebih sehat secara finansial dan hasil kerja yang baik," kata Hari.
Hari menjelaskan, sinergi Ancol dan Bank DKI m, yakni fasilitas pinjaman, penempatan dana, mendukung peningkatan pendapatan hingga penanganan transaksi.
Bank DKI memberikan fasilitas pinjaman dan penempatan dana dengan total Rp300 miliar. Rantai pasok fasilitas pinjaman itu pada 102 vendor yang membuka giro di Bank DKI.
Baca juga: Bank DKI ingin terlibat pendanaan proyek Fase III MRT Untuk dukungan peningkatan pendapatan, transaksi non tunai mengurangi tenaga pengumpul dari 15 orang menjadi lima orang. Direncanakan awal Maret 2020, sudah tidak ada lagi tenaga pengumpul, karena semua proses dilakukan Bank DKI.
Dukungan penanganan transaksi non tunai dengan penempatan 19 unit pintu putar, aplikasi mobile berbasis Androi dan iOs, 75 unit MPOS dan empat unit vending machine.
Hari menyatakan keuntungan dari sinergi Bank DKI dan Ancol, yakni peremajaan atau pengadaan alat penjualan tiket. Pengamanan uang hasil operasional penjualan tiket.
Selain itu, efisiensi tenaga alih daya (outsoucing) terkait penjualan tiket dan operasional hingga menggeser cara pembayaran menjadi non tunai dan meningkatkan penjualan non tunai.
Kolaborasi Ancol dan Bank DKI menghasilkan sinergi positif berbuah inovasi yang dapat memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjungnya.
Baca juga: Jadi percontohan, OJK dorong Bank DKI terus kembangkan sinergi BUMD
Pewarta: Fauzi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020