Salah satu subsektor yang sedang dipacu, yakni industri konverting ampelas.
Kementerian Perindustrian terus memacu investasi dan penyerapan tenaga kerja industri bahan galian nonlogam di Indonesia karena sejalan dengan kebijakan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku yang ujungnya berdampak luas pada kontribusi terhadap perekonomian nasional.
“Apalagi, kita memiliki kekayaan alam berupa sumber daya mineral atau bahan galian nonlogam yang cukup besar dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu, perlu diolah secara optimal sebagai modal dasar pembangunan industri nasional,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam dalam Gathering Asosiasi Industri Konverting dan Abrqsive Indonesia (Aikasindo) di Jakarta, Selasa.
Khayam mengatakan pihaknya proaktif mendorong peningkatan investasi di sektor industri pengolahan bahan galian nonlogam untuk memperkuat struktur manufaktur nasional dan menghasilkan produk substitusi impor.
Baca juga: Pemerintah genjot tiga sektor prioritas dalam RKP 2021
“Pada triwulan III tahun 2019, kontribusi industri bahan galian nonlogam terhadap industri pengolahan sebesar 2,98 persen dan perkembangan nilai investasi industri bahan galian nonlogam sebesar Rp10,70 triliun,” paparnya.
Salah satu subsektor yang sedang dipacu, yakni industri konverting ampelas. Saat ini, kebutuhan nasional terhadap produk ampelas nasional mencapai angka Rp655 miliar per tahun. Sementara itu, realisasi produksi konverting ampelas Aikasindo pada tahun 2019 mencapai Rp 784 miliar atau setara dengan 6,7 juta meter persegi.
“Industri konverting ampelas merupakan industri padat karya yang menciptakan peluang lapangan pekerjaan yang besar, dengan kebutuhan bahan baku yang dapat menyesuaikan standar kualitas dari pengguna akhir”, katanya.
Untuk itu, kebijakan pengembangan sektor industri pengolahan difokuskan pada penguatan rantai pasok untuk menjamin ketersediaan bahan baku dan energi yang berkesinambungan dan terjangkau sesuai amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.
“Dalam menghadapi tantangan sebagai akibat dari perdagangan bebas serta untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi, pemerintah terus berupaya mendorong berkembangnya sektor industri yang berdaya saing tinggi dengan menciptakan iklim usaha yang atraktif,” tuturnya.
Khayam berharap dengan terselenggaranya Gathering Aikasindo Tahun 2020 dapat memberikan kontribusi dan masukan kepada pemerintah untuk kemajuan industri nasional.
Kemenperin berharap Aikasindo dapat menjadi mitra terdepan pemerintah untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Baca juga: Kemenperin sebut bakal fasilitasi investor Korsel kembangkan industri
Untuk meningkatkan daya saing industri nasional, Kemenperin telah melakukan upaya-upaya strategis untuk peningkatan daya saing industri ampelas nasional, antara lain membuat regulasi teknis barrier untuk melindungi industri sebagai upaya pengendalian impor dan pengamanan pasar dalam negeri, optimalisasi pemanfaatan pasar dalam negeri dan pasar ekspor, serta penerapan Program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN).
Pada Selasa (25/2) ini, Aikasindo menyelenggarakan gathering untuk memupuk rasa kebersamaan serta sebagai wadah komunikasi para pengusaha industri konverting ampelas, industri pengguna, dan para pemangku kepentingan.
Saat ini Aikasindo beranggotakan 17 perusahaan industri konverting ampelas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Produknya digunakan oleh industri furnitur dan komponen, industri panel kayu, industri woodworking, industri otomotif, industri karoseri, industri perkapalan, industri perkeretaapian, industri persenjataan, industri instrumen musik, serta IKM pertukangan/perajin produk kayu.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020