Koleksi Musim Gugur/Musim Dingin 2020 yang bertajuk "Going Places" ini dipamerkan dalam ajang Pekan Mode Paris (Paris Fashion Week) 2020 beberapa waktu lalu di Paris, Prancis.
Dalam koleksi itu, Baptista tetap mempertahankan ciri khas Kenzo yang kerap menampilkan koleksi dengan pengaruh gaya Asia, khususnya Jepang.
Gaya nomaden para biksu, tentara Jepang, hingga pemulung, menjadi inspirasi utama Baptista seperti ditulis dalam beberapa unggahan akun Instagram Kenzo.
Baca juga: Jean Paul Gaultier mundur dari dunia fesyen
Baca juga: Gaun pengantin desainer Mesir ini dibanderol Rp2 miliar
Topi yang mencirikan penampilan tentara Jepang di tahun 1940-an dipadu dengan gaya topi cloche khas tahun 1950-an, sehingga membuat tampilan menjadi lebih trendi serta menjual.
Jas dan mantel berukuran besar (oversized coat) dengan jenis double-breasted banyak digunakan oleh para model. Celana panjang longgar dengan banyak kantung (cargo pants) juga banyak ditampilkan dalam koleksi ini.
Baca juga: Rumah mode Masari hadirkan koleksi Harry Halim
Baca juga: Jurus perancang busana muslim bersaing dengan merek global
Baca juga: Cerita Diana Putri, perancang busana Ariana Grande di MTV VMA 2018
Seluruh tampilan banyak menggunakan siluet H yang menyamarkan bentuk tubuh para model, seperti jubah para biksu.
Warna-warna netral seperti hijau, biru, cokelat, dan krem juga mendominasi koleksi ini. Beberapa busana bahkan menggunakan motif kamuflase yang menjadi ciri khas tentara.
Gambar lukisan harimau, serta lukisan sufi yang identik dengan karya para petapa nomaden, juga banyak menghiasi busana dalam koleksi ini.
Baca juga: Corona hingga banjir, inspirasi busana "Kemelut" karya Ariy Arka
Baca juga: Koleksi terbaru Lanvin bergaya "flapper"
Baca juga: Trik terapkan "couple look" tanpa harus kembaran
Aksesoris lain berupa ikat pinggang serta tas kecil yang diselempangkan di bagian dada ataupun punggung, memiliki bentuk menyerupai ikat pinggang tempat menyimpan pistol para jenderal Jepang di masa lalu.
Tas serut (drawstring bag) berwarna cokelat mengingatkan bentuk tas punggung yang digunakan oleh para masyarakat nomaden untuk membawa perlengkapan mereka ketika berpindah-pindah.
Baptista tidak hanya menampilkan nuansa nomaden pada koleksinya saja, namun juga pada setting panggung pagelaran busana yang menyerupai lorong-lorong bawah tanah tempat para nomaden tinggal atau tentara Jepang bersembunyi. Hanya saja panggung pagelaran busana ini dibuat dari lorong plastik transparan.
Beberapa media asing menyebutkan bahwa koleksi Kenzo kali ini memang minimalis namun sangat komersial, karena berpotensi disukai banyak kaum muda baik perempuan maupun laki-laki yang menyukai kenyamanan dalam berbusana namun tetap trendi.
Rumah mode Kenzo didirikan oleh Kenzo Takada, seorang pria asal Jepang yang kemudian menjalani karir fesyennya di Paris, Prancis, dan ingin membawa budaya Asia ke tengah-tengah konsep fesyen Eropa.
Baca juga: Saint Laurent tampilkan koleksi dramatis di Pekan Mode Paris
Baca juga: Warna bumi jadi primadona untuk tren kerudung
Baca juga: Pilih-pilih bahan ciput yang sesuai, spandex atau rajut?
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020