Petugas gabungan melanjutkan pencarian hari ketiga terhadap seorang warga yang diduga tertimbun tanah longsor di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu.Dengan longsoran yang tebal membuat kita sulit untuk mengevakuasi
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Irwan, di Tasikmalaya, Minggu, mengatakan proses pencarian mulai dilaksanakan sekitar pukul 07.00 WIB.
Pada pencarian Sabtu (29/2) tidak membuahkan, kemudian pencarian dilanjutkan pada Minggu.
"Sampai saat ini korban belum berhasil ditemukan," katanya.
Ia menyebutkan hasil pencarian di lokasi longsor hanya menemukan sepeda motor, namun kendaraan roda dua itu bukan milik korban.
Tumpukan tanah longsor, kata Irwan, cukup tebal memenuhi badan sungai yang kedalamannya mencapai 15 meter.
"Dengan longsoran yang tebal membuat kita sulit untuk mengevakuasi," katanya.
Baca juga: SAR gabungan masih cari korban tertimbun longsor di Tasikmalaya
Komandan Komando Militer 0612/Tasikmalaya Letkol Inf Imam Wicaksana menambahkan jajarannya bersama petugas pencarian lainnya masih terus berusaha untuk menemukan satu orang yang dilaporkan hilang di lokasi longsor.
"Tim masih berusaha melakukan pembersihan material sisa longsoran yang menutup dan menyangkut di jembatan," kata dia.
Ia menuturkan petugas gabungan dari unsur TNI, Polri, Basarnas, BPBD, dan sukarelawan lainnya sudah terjun ke lokasi sejak dilaporkan terjadi bencana alam yang melanda Desa Santanamekar, Cisayong.
Ia mengungkapkan petugas di lapangan mengalami kesulitan untuk mencari titik awal korban terseret tanah longsor, karena tidak ada saksi saat kejadian itu.
"Kami hanya mendapat informasi yang sifatnya dugaan jadi sulit mencari tempat pastinya," katanya
Sebelumnya, tanah longsor beberapa kali melanda Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, bahkan warga yang tinggal di dua desa sempat terisolasi, Jumat (28/2).
Baca juga: Longsor di Limbangan terjadi saat gempa Tasikmalaya, sebut BPBD
Baca juga: BPBD Tasikmalaya: Pergerakan tanah di Puspahiang masih terus terjadi
Pewarta: Feri Purnama
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020