Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Arif Baharuddin mengatakan belum ada stimulus baru dari sisi fiskal setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan terdapat dua WNI terinfeksi Virus Corona baru atau COVID-19.Yang pasti kita punya space longgar dengan bujet defisit 1,76 persen dan kita masih punya space yang lebar
“Sampai sekarang karena baru diumumkan Presiden jadi belum ada (kebijakan) yang baru untuk disampaikan,” katanya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin.
Arif menuturkan pihaknya masih akan melihat dan mengikuti perkembangan mengenai wabah Virus Corona di Indonesia sehingga bisa ditentukan kebijakan fiskal yang dapat digunakan dalam mengatasi hal tersebut.
“Setiap hari kita update tentang itu. Kita masih berusaha mengikuti perkembangan yang ada,” ujarnya.
Di sisi lain, ia memastikan bahwa stimulus fiskal yang telah ada dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 masih cukup untuk mengantisipasi dampak Virus Corona terhadap perekonomian Tanah Air.
“Yang pasti kita punya space longgar dengan bujet defisit 1,76 persen dan kita masih punya space yang lebar,” ujarnya.
Baca juga: Kemenkeu: Wabah Virus Corona jadi perhatian dan kekhawatiran G20
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional Suminto mengatakan Kementerian Keuangan akan menggunakan seluruh instrumen yang dimiliki untuk memberikan kepercayaan dan menjaga stabilitas perekonomian.
“Kita akan gunakan all possible instrumen yang dimiliki pemerintah jadi kata kuncinya dua yaitu stabilisasi dan confidence pelaku ekonomi serta masyarakat,” ujarnya.
Baca juga: BI turunkan rasio Giro Wajib Minimum valas, ini alasannya
Baca juga: Rupiah menguat signifikan, ditopang stimulus moneter Bank Indonesia
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020