"Tidak. Sekolah tidak diliburkan. Para pelajar tetap belajar seperti biasa," kata Wali Kota Depok Mohammad Idris di Depok, Selasa.
Ia meminta masyarakat tidak panik ataupun khawatir menghadapi virus tersebut. Kepanikan akan membuat adanya krisis lainnya. Apalagi saat ini, kata Idris, banyak warga yang memborong masker sehingga harganya mencapai Rp10 ribu per lembar.
Baca juga: Pemkot Depok siapkan RSUD untuk perawatan sementara pasien Covid-19
Baca juga: Pemkot Depok tunggu Kemenkes terkait penetapan KLB corona
Baca juga: Gubernur Jabar: Penularan COVID-19 bukan di Depok
Pemkot Depok telah melakukan berbagai hal untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Kami sudah melakukan penyemprotan disinfektan yang bekerja sama dengan RS Brimob di rumah pasien positif Covid-19 dan juga kondisi tetangga pasien tetap dipantau," katanya.
Selain itu petugas medis dan non medis yang sempat berinteraksi dengan pasien telah didata dan dilakukan pemantauan, begitu juga seorang asisten rumah tangga pasien positif Covid-19 telah dirawat di RSPI Sulianti Saroso, serta tiga hewan peliharaan pasien dipantau.
"Semuanya tidak ada yang mengkhawatirkan, namun kita tetap waspada atas kasus tersebut," ujarnya.
Wali kota juga menjelaskan telah membuka Pusat Krisis Covid-19 dengan nomor telepon 119. "Jika ada warga yang menunjukkan gejala terindikasi Covid-19, pihaknya akan mendatangi rumah warga tersebut."*
Baca juga: Lima orang di Depok diduga terinfeksi virus corona
Baca juga: ART korban virus corona diperiksa ke RSPI Sulianti Saroso
Baca juga: Kemenkes: Tindakan merumahkan 70 petugas RS Mitra Depok berlebihan
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020