Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes dan KB Kota Madiun Edy Harmanto, Rabu mengatakan terdapat sebanyak 22 warga Kota Madiun yang tercatat sebagai orang dengan risiko (ODR) virus corona.
"Sebanyak 22 orang tersebut masuk dalam ODR karena baru pulang dari sejumlah negara yang diketahui terdapat kasus positif corona. Mereka terus dalam pemantauan dinkes untuk memastikan tidak tertular virus mematikan itu," ujar Edy Harmanto kepada wartawan di Madiun.
Baca juga: Bupati Purwakarta imbau masyarakat tidak panik terhadap corona
Sesuai data, sebanyak 22 orang tersebut terinci delapan orang pulang dari Malaysia, lima dari Singapura, tiga dari Hong Kong, serta dari China, Jepang, dan Filipina masing-masing dua orang.
Ia menjelaskan, setelah ditindaklanjuti, sebanyak 12 dari 22 orang tersebut merupakan warga Kota Madiun yang berdomisili di luar kota. Mulai Kabupaten Madiun hingga Surabaya.
Setelah memastikan alamat dan kesehatan masing-masing, pihaknya terus melakukan pemantauan dan selanjutnya pemantauan diserahkan ke dinkes masing-masing daerah.
"Tetap kami pantau. Sudah kami dapatkan alamat dan kontaknya, sehingga bisa diketahui perkembangannya," katanya.
Baca juga: Kondisi rumah sakit ex-Camp Vietnam rusak berat
Sedangkan sebanyak 10 orang lainnya merupakan warga asli Kota Madiun dan berdomisili di kota setempat. Satu di antaranya berstatus sebagai mahasiswa yang baru pulang dari China, sedangkan lainnya adalah pekerja migran Indonesia.
Pihaknya mengklaim telah memastikan kondisi kesehatan mereka dan dipastikan sehat tanpa indikasi yang mengarah gejala corona. Ada juga beberapa yang sudah melewati masa inkubasi.
Dari 10 orang tersebut, tiga di antaranya dinyatakan lolos dari pantauan karena sehat dan lewat masa inkubasi. Yakni tidak mengalami tanda-tanda klinis ataupun gejala corona setelah melewati masa inkubasi 14 hari.
Dengan demikian, pihaknya saat ini fokus melakukan pemantauan terhadap tujuh orang yang tersisa. Termasuk juga keluarga dari yang bersangkutan.
"Petugas yang mendatangi rumah mereka akan mengecek apakah yang bersangkutan ada gejala seperti demam, batuk, pilek, dan sesak napas. Kalau selama 14 hari tidak ada gejala itu, maka berarti negatif virus corona," katanya.
Adapun, dari sebanyak 10 orang yang dipantau dinkes setempat tersebut, tinggal di Kecamatan Taman ada sebanyak enam orang dan Kecamatan Manguharjo empat orang.
Ia mengimbau agar warga Kota Madiun tidak takut dan panik yang berlebihan dengan resmi dicabutnya status Indonesia sebagai "green zone" atau "zero case" setelah terdapat dua warga Depok dinyatakan positif terjangkit virus corona.
"Harus waspada, tapi jangan panik. Yang terpenting adalah tetap melakukan perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh agar tidak tertular dengan virus Covid-19," katanya.
Baca juga: Pemerintah bentuk satgas penelusuran mata rantai kasus-kasus corona
Baca juga: Menag harap wabah COVID-19 tidak ganggu penyelenggaraan haji
Baca juga: Rumah sakit sebut tak langsung beri tahu pasien terjangkit corona
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020