"Sehingga total sudah kita periksa kurang lebih 446 spesimen, dua yang jelas positif dan ada 10 yang coba kita dalami lagi. Saya tidak berani mengatakan 10 ini positif karena kita harus mendalami dengan benar," kata Yuri dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Rabu.
Total 446 spesimen itu dengan pembagian 168 spesimen dari 48 rumah sakit dari 23 provinsi, 188 spesimen dari kapal pesiar World Dream, 69 dari kapal Diamond Princess dan 10 orang penjemput di Jepang.
Baca juga: Achmad Yurianto, dokter militer yang ditunjuk jubir soal COVID-19
Baca juga: Kemkes lacak 50-an orang yang hadir di pesta dansa antisipasi COVID-19
Baca juga: Pemerintah tambah 10 laboratorium pemeriksaan COVID-19
Dua adalah pasien positif yang sedang dirawat di RSPI Sulianti Saroso dan 9 pasien yang sedang diawasi di rumah sakit itu.
Pemeriksaan spesimen, kata Yuri, dilakukan bukan untuk proses pengobatan tapi merupakan usaha untuk kesehatan masyarakat karena bisa menjadi kontak manusia lain.
"Bagi kita pemeriksaan positif dan tidak positif dimaknai untuk tracing contact. Artinya, kalau dia negatif kita tidak perlu khawatir bahwa dia punya kontak di sub-klusternya," ujar Yuri.
Sejauh ini terdapat empat kluster, yaitu kluster Bali yang dilakukan tracking (pemantauan) setelah ada turis Jepang yang diketahui positif setelah kembali dari pulau tersebut dengan hasil tracking negatif Covid-19 untuk 11 kontak dekat.
Kluster kedua adalah Amigos di Jakarta, yaitu dua pasien positif yang terinfeksi dari warga Jepang yang melakukan kontak dekat dengan mereka. Empat orang yang melakukan kontak dengan dua pasien positif sekarang tengah diobservasi di RSPI Sulianti Saroso
Kluster ketiga di Banjarmasin dan kluster keempat di Batam dinyatakan nihil kontak dekat.*
Baca juga: Kemenkes: Tegur bila orang yang batuk pilek tak pakai masker
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di RSPI tidak demam tak butuh selang oksigen
Baca juga: Achmad Yurianto ditunjuk jadi juru bicara penanganan COVID-19
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020