Pemerintah Provinsi Bali berencana menyatukan perawatan semua pasien yang terduga COVID-19 di RSUP Sanglah, Denpasar, sedangkan sebelumnya mereka dirawat di RS Sanjiwani, Gianyar, RSUD Tabanan, dan RS Mangusadha, Badung.Harapan kami hasil lab bisa segera diterima
"Kami berencana menyatukan ini, asal tempatnya di Sanglah sudah siap. Kami mau satukan di Sanglah," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Rabu.
Dengan penyatuan tempat perawatan para pasien terduga COVID-19 di RSUP Sanglah, diharapkan memudahkan dalam memonitor perkembangan kondisi pasien.
RSUP Sanglah saat ini memiliki empat ruang isolasi dan akan dikembangkan dengan ruangan lainnya yang terstandar dengan kapasitas 18 tempat tidur.
Suarjaya mengatakan hingga saat ini pasien terduga COVID-19 yang berstatus dalam pengawasan berjumlah delapan orang, dua di antaranya WNI yang baru pulang umrah, sedangkan WNA berkewarganegaraan Denmark, Jepang dan Rusia.
Baca juga: Warga Denmark di Bali diperiksa terkait corona, kedubes akan dampingi
Saat ini, delapan pasien tersebut ada yang dirawat di RSUP Sanglah, RS Sanjiwani, Gianyar dan RS Mangusadha, Badung.
Ia menambahkan pasien dalam pengawasan, yang paling baru diterima satu orang berkewarganegaraan Denmark. WNA tersebut rujukan dari BIMC, yang tadi pagi sudah dirujuk ke RS Mangusadha, Badung.
Terkait dengan 12 orang yang berada dalam status pemantauan karena sempat berinteraksi dengan warga Jepang yang positif COVID-19 dan sebelumnya sempat menginap di Bali, Suarjaya mengatakan, hingga hari ke-14 (4/3) semuanya dalam kondisi sehat.
"Kondisinya sehat semua, tidak ada yang sakit selama dalam masa observasi. Artinya dari sisi klinis sebenarnya sudah 'clear', karena masa inkubasinya 14 hari. Umumnya tidak lebih dari 14 hari," ucapnya.
Akan tetapi, untuk lebih memastikan 12 orang itu benar-benar negatif COVID-19, pihaknya tetap menunggu hasil pemeriksaan lab dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan.
"Harapan kami hasil lab bisa segera diterima," ujarnya.
Suarjaya meminta masyarakat tidak panik berlebihan dan senantiasa menjaga kesehatan serta kebersihan.
"Sekarang setiap kali ada kasus orang datang dari luar negeri, ada panasnya, lalu orang sudah berpikir itu corona. Padahal belum tentu. Kita mesti hati-hati menyampaikan terduga corona," katanya.
Yang jelas, lanjut Suarjaya, sejauh ini Bali masih aman dan tidak ada satu pun kasus pasien yang positif COVID-19.
Baca juga: Dinkes: Tujuh pasien dalam status pengawasan terkait dugaan COVID-19
Baca juga: Pemprov Bali siapkan dua RS alternatif tangani pasien COVID-19
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020