PT Bank Mega Tbk mencetak laba bersih Rp2 triliun sepanjang 2019 lalu, tumbuh 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,6 triliun.Di tengah kondisi perekonomian yang cukup menantang, kinerja Bank Mega tumbuh menggembirakan dan berhasil melampaui target bisnis yang telah ditetapkan...
"Di tengah kondisi perekonomian yang cukup menantang, kinerja Bank Mega tumbuh menggembirakan dan berhasil melampaui target bisnis yang telah ditetapkan dan berada di atas rata-rata pertumbuhan industri," kata Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib saat paparan kinerja di Jakarta, Kamis.
Pada tahun lalu kredit Bank Mega tumbuh 25 persen menjadi Rp53 triliun dari sebelumnya Rp42 triliun.
Pendorong utama pertumbuhan kredit adalah kredit korporasi yang menempati porsi terbesar atau 44 persen dari total kredit Bank Mega, diikuti oleh pembiayaan bersama atau joint-financing 29 persen, dan kartu kredit 15 persen.
Kredit korporasi juga memiliki pertumbuhan tertinggi dibandingkan segmen lainnya yaitu 51,27 persen menjadi Rp23,19 triliun dari Rp15,36 triliun pada 2018.
Sementara itu kredit joint-financing tumbuh 14,37 persen menjadi Rp23,19 triliun dari Rp15,33 triliun tahun sebelumnya.
Sedangkan kredit ritel dan komersial naik 14,06 persen menjadi Rp6,65 triliun dari Rp5,83 triliun. Untuk kartu kredit juga tumbuh 2,23 persen menjadi Rp7,88 triliun dari sebelumnya Rp7,71 triliun.
Bersamaan dengan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mega pun tahun lalu tumbuh 20 persen menjadi Rp73 triliun dari tahun sebelumnya Rp61 triliun.
"Meski secara komposisi masih didominasi oleh deposito, tetapi tabungan tumbuh 5,93 persen menjadi Rp12,5 triliun dari tahun sebelumnya Rp3,51 triliun," ujar Kostaman.
Dengan demikian, total aset Bank Mega saat ini mencapai Rp101 triliun, naik 20 persen dibandingkan 2018 yang mencapai Rp84 triliun.
Baca juga: Rupiah loyo di tengah variasi mata uang regional
Baca juga: BI turunkan rasio Giro Wajib Minimum valas, ini alasannya
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020