"Sudah diperiksa dan diobservasi di rumah sakti ada 4 orang yang kita duga 'suspect' positif karena kita yakini kontak dekat dengan kasus 1 dan kasus 2," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes sekaligus juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di kantor staf kepresidenan Jakarta, Jumat.
Istilah "suspect" adalah orang-orang yang yang punya riwayat kontak dekat dengan mereka yang terkonfirmasi positif COVID-19 serta mengalami gejala influenza seperti batuk, pilek, panas dan sesak nafas.
Baca juga: Seorang warga Tapanuli Utara kembali diobservasi terkait dugaan corona
"Mereka ini ada tanda-tanda influenza sedang dan kita 'tracing' karena ada kontak dengan kasus 1 dan 2 yang sebelumnya sudah diumumkan," tambah Yurianto.
Keempat orang ini sudah diambil spesimennya dan sedang dites menggunakan dua metode yaitu Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Genome Sequencing.
"Meski diisolasi, mereka kondisinya stabil, beberapa masih ada yang batuk dan pilek dan suhu tubuhnya di atas 37 derajat tepatnya 37,6 derajat, artinya masih demam. Diharapkan nanti sore hasilnya sudah ada karena udah diambil spesimennya," ungkap Yurianto.
Menurut Yurianto, Kemenkes sudah menelusuri siapa saja yang sempat melakukan kontak dekat dengan kasus 1 dan 2 setelah mereka mengalami sakit yaitu dimulai pada 16 Februari 2020.
"Mereka dari sebuah perkumpulan dimana ada juga kasus 1 di sana sedang ditelusuri. Ada 25 orang dan masih dikembangkan terus, tapi tidak semuanya diperiksa virus karena ternyata tidak seluruhnya kontak dekat tapi hanya sedang berada di 'event' yang sama," tambah Yurianto.
Baca juga: Ganjar cek kesiapan RSMS Purwokerto tangani COVID-19
Dari jumlah tersebut, sudah ada 10 orang yang dengan kesadarannya menghubungi Kemenkes dan membuat janji untuk memeriksakan diri.
"Yang jadi permasalahan adalah dari 'contact tracing' kita kembangkan terhadap kemungkinan subklaster dari klaster Jakarta karena dari 4 orang 'suspect' berasal dari kelompok berbeda. Ada 10 orang yang sudah menghubungi kami dari klaster dan subklaster Jakarta karena berdasarkan kesadaran dan kekhawatiran mereka menghubungi kami untuk membuat janji memeriksakan diri. Sepintas tidak ada keluhan tapi sudah janjian ketemu," jelas Yurianto.
Sedangkan untuk kasus 1 dan 2 kondisinya sejauh ini juga dilaporkan tidak ada keluhan.
"Batuk tidak signifikan, tidak panas tidak sesak. Pada hari ke-5 kemarin kita sudah ambil spesimen dan Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan) akan mengeluarkan hasilnya sore ini, kalau negatif kita akan tunggu 2 hari lagi untuk pemeriksaan ulang dan bila negatif lagi akan dinyatakan sembuh dan pulang," tambah Yurianto.
Indonesia memiliki dua kasus positif COVID-19 yang dinamakan kasus 1 dan kasus 2 yaitu seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun di Depok, Jawa Barat. Keduanya sejak 1 Maret 2020 dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Suroso.
Hingga Jumat (6/3) pagi pukul 08.00 WIB terkonfirmasi di dunia ada 98.038 orang yang terinfeksi virus corona dengan 3.349 kematian sedangkan sudah ada 53.820 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus di China mencapai 80.426 kasus, di Korea Selatan 6.088 kasus, di Italia 3.858 kasus, di Iran 3.513. Tingkat kematian di Italia menjadi yang paling tinggi di luar China yaitu 148 kematian dibanding kasus yang positif, sementara di China sendiri ada 3.013 orang meninggal dunia karena virus tersebut. Sudah ada 65 negara termasuk Indonesia yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya.
Baca juga: Pasien baru terduga terjangkit pernah kontak dengan positif corona
Baca juga: RSPI prediksi hasil pemeriksaan pasien positif corona keluar 11 Maret
Baca juga: RSPI ungkap layanan percepat penyembuhan pasien isolasi corona
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020