Upaya Papua mengantisipasi COVID-19

9 Maret 2020 11:12 WIB
Upaya Papua mengantisipasi COVID-19
Petugas karantina kesehatan di Bandara Sentani Kabupaten Jayapura memeriksa suhu tubuh anak salah satu penumpang pesawat udara yang tiba di Sentani sebagai antisipasi penyebaran virus Corona baru (COVID-19).
Meski wilayah Papua masih dinyatakan aman belum tertular wabah virus Corona (COVID-19) tetapi jajaran lintas satuan organisasi di lingkungan pemerintah melalui Dinas Kesehatan Papua melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi penyebarannya. 

"Kami dari Dinas Kesehatan Papua sudah bekerja sama dengan seluruh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di wilayah ini telah meningkatkan pemeriksaan suhu badan penumpang yang tiba di bandara," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Aaron Rumainum.

KKP Biak sudah melakukan pemeriksaan terhadap penumpang dan wisatawan yang datang dari berbagai daerah di Bandar Udara Biak.

Bahkan, pemeriksaan suhu badan juga telah dilakukan petugas kesehatan terhadap penumpang angkutan kapal di pelabuhan.

Tidak saja penumpang dari dalam negeri, KKP Biak, menangani 14 mahasiswa Papua dari China via di Bandara Soekarno Jakarta dan terbang ke Biak.

"Kini 14 mahasiswa itu dalam kondisi sehat walafiat. Kami dari Dinkes juga juga melibatkan lintas sektor untuk penanganan virus Corona. Di tingkat provinsi, mengundang seluruh rumah sakit dan KKP di Papua," ujarnya.

Baca juga: Kemenkes tetapkan tiga RS di Papua tangani Covid-19

Baca juga: Kapal RRT masuk Manokwari dilakukan pemeriksaan berlapis


KKP Jayapura juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap turis-turis yang datang melalui Pelabuhan Jayapura dan Bandar Udara Sentani.

Aaron mengatakan, KKP Supiori juga sudah bekerja sama dengan RSUD Supiori, Dinas Kesehatan Kabupaten Biak Numfor untuk pencegahan virus Corona.

Ia menambahkan, Dinkes Papua juga sudah bekerja sama dengan KKP, Dinkes Kota Jayapura, Puskesmas Jayapura Utara, dan Imigrasi Jayapura untuk memeriksa dua warga China yang ditahan di Imigrasi Jayapura.

"Dua warga China ini bekerja di PLTU Holtekam dan sudah lakukan pemeriksaan," ujarnya.

Baca juga: HPI Raja Ampat keluarkan edaran untuk pemandu terkait waspada COVID-19

Baca juga: Resor asing larang operator wisata lokal kunjungi kawasan Raja Ampat



Tiga RSUD rujukan

Sementara itu, Sekretaris Dinkes Papua dokter Silwanus Sumule mengatakan langkah-langkah teknis untuk penanganan wabah ini sudah dilakukan.

Ia menyebut, Kementerian Kesehatan menetapkan tiga rumah sakit umum daerah (RSUD) di Provinsi Papua untuk menjadi rujukan penanganan terhadap COVID-19.

Ketiga rumah sakit rujukan itu adalah RSUD Jayapura, RSUD Merauke, dan RSUD Nabire.

Tiga rumah sakit ini ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan untuk penanganan wabah penyakit ini.

"Peralatan di tiga rumah sakit ini telah kita siapkan, ruang ICU, ruang isolasi, dan dukungan obat-obatan," kata Silwanus.

Dinas Kesehatan di Provinsi Papua juga menyiapkan masker yang siap dibagikan jika dibutuhkan oleh warga.

Meskipun tiga rumah sakit di Papua sudah ditetapkan, upaya pencegahan dinilai lebih efektif seperti mencuci tangan, makanan yang dimasak matang, berolahraga dan makan makanan yang bergizi.

"Kalau batuk-batuk, kesulitan bernafas, demam tinggi dan orang lalu kontak dengan orang yang sama, kami menyarankan untuk segera mencari layanan kesehatan sebagai upaya pencegahan," katanya.

Rapat koordinasi pencegahan dan penanggulangan virus Corona di wilayah Papua dipimpin Sekretaris Daerah Papua Herry Dosinaen dan berlangsung di Gedung Sasana Karya Kantor Gubernur Papua Dok II Jayapura..

Ia mengharapkan pemerintah kabupaten/kota di Papua melalui Dinas Kesehatan senantiasa meningkatkan koordinasi dengan instansi teknis dan pengelola bandara dan pelabuhan dalam mengatasi pencegahan virus Corona.

"Belum ditemukan kasus Corona, tetapi langkah antisipasi dan koordinasi harus terus ditingkatkan," kata Sekda Papua.

Baca juga: Upaya cegah COVID-19, PMI Papua sebar ribuan masker pada warga

Baca juga: Mahasiswa Papua kuliah di China berterima kasih kepada Presiden



Respon kepala daerah

Sementara itu, Bupati Kabupaten Biak Numfor, Papua Herry Ario Naap menyatakan sampai saat ini wilayah Kabupaten Biak Numfor masih aman dan bebas penyakit virus Corona baru.

"Adanya informasi di media sosial tentang pasien COVID-19 di Kabupaten Biak Numfor merupakan berita hoaks atau bohong," kata Bupati Herry Naap.

Hingga saat ini tiga rumah sakit yang ada di Kabupaten Biak Numfor sama sekali belum menangani penyakit ini. 

Pantauan tim pencegahan dan penanganan kasus virus Corona tim yang dibentuk Dinas Kesehatan Kabupaten Biak Numfor juga tidak menemukan kasus penyakit ini.

Laporan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Biak, baik di pelabuhan udara dan pelabuhan laut juga menyatakan tidak belum menemukan penumpang terindikasi COVID-19.

"Masyarakat Biak Numfor diminta tidak mudah terhasut oleh berita-berita bohong yang diduga sengaja disebarkan orang-orang tertentu," katanya.

Untuk mencegah virus Corona, Pemkab Biak Numfor telah berkoordinasi dengan rumah sakit di Biak dan dinas kesehatan hingga pengelola otoritas Bandara Frans Kaisiepo.

"Jadi kabar adanya pasien Corona di Biak sebagaimana ramai di media sosial, tidak benar alias berita hoaks. Masyarakat jangan mudah percaya dengan berita hoaks dari media sosial. Tetap tenang dan lakukan aktivitas seperti biasa,” ujar Herry Naap.

Meski belum ada kasus penyakit yang saat ini mendapat perhatian publik itu ditemukan di Biak Numfor, tetapi pemerintah daerah tetap siaga.

Rumah sakit umum daerah telah menyiapkan ruang khusus isolasi untuk penanganan pasien suspect virus Corona.

Baca juga: 91 TKA asal China berada di pabrik semen Manokwari

Baca juga: 9 TKA China di Manokwari dalam pemantauan Dinkes



Sidak penjualan masker

Wakil Walikota Jayapura H.Rustan Saru bersama instansi terkait melakukan inspeksi mendadak ke beberapa apotek dan distributor alat kesehatan.

Wakil Walikota Rustan Saru menyatakan, apotek dan distributor obat-obatan tidak dibenarkan menimbun masker karena menjadi kebutuhan banyak warga sejak kasus Corona merebak di Indonesia.

Sesuai instruksi Wali Kota Jayapura Dr Benhur Tommy Manno, menurut Wakil Wali Kota Rustan Saru, Pemkot Jayapura akan menindak tegas apotek dan distributor obat-obatan yang terbukti menimbun masker di saat kebutuhan masyarakat meningkat.

"Sanksi bagi apotek yang terbukti menimbun masker maka izin usaha akan dicabut," katanya.

Sejumlah apotek dan distributor obat-obatan di Kota Jayapura masih mempunyai stok masker untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga jual bervariasi dari Rp3.000 hingga Rp5.000/lembar dan Rp50 ribu hingga Rp200.000 per pak.

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan sering mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker apabila batuk dan pilek, hati-hati hindari kontak dengan hewan peliharaan, rajin olah raga dan istirahat yang cukup.

Masyarakat juga diimbau jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak atau setengah matang, meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi dan rajin olah raga.

Akankah wilayah Papua tetap aman dari ancaman virus Corona baru? Kepedulian masyarakat dan upaya pencegahan merupakan salah satu cara sederhana bumi Papua tetap aman dari penyakit menular ini.*

Baca juga: Cegah corona, Imigrasi Manokwari batasi mobilitas warga China

Baca juga: Masuknya virus corona terus diantisipasi di Papua Barat

Pewarta: Muhsidin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020