"Dengan jumlah dokter yang terbatas di Sikka jelas tidak memungkinkan untuk penanganan DBD, karena itu saya tadi sudah membawa tim dokter dan juga perawat dari Jakarta," katanya kepada wartawan di sela-sela kunjungannya ke RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang, di Kota Kupang, Senin.
Sebelum berkunjung di Kota Kupang pada Senin, di hari yang sama Menteri Terawan terlebih dahulu berkunjung ke Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka untuk meninjau penanganan masalah penyakit DBD di daerah itu.
Dia menjelaskan, kasus serangan DBD di Sikka cukup tinggi mencapai 1.190 kasus dengan jumlah korban meninggal 13 orang dan masih ada pasien yang dirawat di rumah sakit sebanyak lebih dari 150 orang.
Baca juga: Ketum IDI: Menjaga kesehatan lingkungan perlu untuk cegah DBD
Baca juga: Ketum PB IDI sarankan surveilans aktif hadapi merebaknya DBD
Baca juga: Korban DBD di Kabupaten Sikka kembali bertambah
Dengan kasus yang tinggi ini maka Menteri Terawan mengatakan telah mengerahkan tim medis berupa dokter dan perawat untuk membantu penanganan penyakit. Selain itu membawa perbekalan dan obat-obatan untuk mendukung pekerjaan tersebut, katanya.
"Karena nomor satu yang harus saya lakukan adalah menyelamatkan masyarakat dulu, terlebih ini juga adalah amanat dan perintah bapak presiden (Presiden Joko Widodo, red) untuk menolong masyarakat NTT khususnya yang paling banyak kejadian dan angka kematian di mana, itu di selesaikan dulu," katanya.
Menurut dia, penanganan kasus DBD di Sikka sudah sangat baik, bahkan tenaga medis setempat juga sampai ada yang terkena DBD.
"Itu artinya mereka (tenaga medis) berjuang, pagi siang malam karena kelelahan. Karena itu dengan didorong tambahan tenaga dari TNI dan sipil dan mereka sekarang tinggal di sana, mudah-mudahan bisa mengatasi kejadian luar biasa ini dengan baik," katanya.
Dalam kunjungannya ke RSUD Prof. Dr. Johannes Kupang, Menteri Terawan juga menyempatkan untuk dan berdialog bersama beberapa orang yang sedang menjaga sanak keluarga yang sedang dirawat akibat menderita DBD.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI Emanuel Melkiades Laka Lena serta para pejabat dari Kementerian Kesehatan.
Selain itu, perwakilan unsur pemerintah daerah di antaranya Sekretaris Daerah Setda Provinsi NTT Benediktus Polo Maing, Kepala Biro Humas Setda NTT, Marius Ardu Jelamu, Kepala Dinkes NTT, Dominikus Minggu Mere, dan Kepala Dinkes Kota Kupang Retnowati, serta pimpinan rumah sakit setempat.*
Baca juga: 13 orang meninggal akibat DBD di Sikka NTT
Baca juga: Kemenkes: Sampah picu KLB demam berdarah di Kabupaten Sikka
Baca juga: Kasus serangan penyakit DBD di Sikka terus meluas
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020