Iran akhirnya setuju mengirim kotak hitam pesawat jatuh Ukraina ke Kiev untuk dianalisis, menurut pejabat Iran pada Rabu, satu langkah yang akan mengakhiri perdebatan soal perekam data tersebut.Kami menyambut keputusan itu, tetapi kami akan menghakimi Iran atas perbuatan mereka
Pejabat tinggi Iran hingga kini menolak menyerahkan perekam data penerbangan dari pesawat Ukraine International Airlines, yang tak sengaja ditembak jatuh oleh militer Iran pada 8 Januari dan menewaskan seluruh 176 orang di dalamnya.
Farhad Parvaresh, ketua delegasi Iran di Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang bermarkas di Montreal, mengatakan otoritas penerbangan sipil Teheran juga mengundang negara yang berkepentingan untuk berpartisipasi dalam analisis perekam data tersebut.
Secara efektif ini membuka pintu bagi Amerika Serikat, Ukraina, Kanada dan ICAO sendiri, menurut orang yang mengetahui penyelidikan tersebut. Penyelidikan kecelakaan udara biasanya diserahkan ke 193 negara anggota ICAO. Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne menyebut keputusan itu sebagai sebuah langkah menuju arah yang benar.
Baca juga: Ukraina tidak puas dengan ganti rugi korban kecelakaan pesawat di Iran
Baca juga: Iran: Keluhan Kanada atas pesawat jatuh Ukraina tak berdasar hukum
"Kami menyambut keputusan itu, tetapi kami akan menghakimi Iran atas perbuatan mereka," katanya kepada wartawan. Ottawa kerap menekan Iran agar menyerahkan kotak hitam rusak dari kecelakaan tersebut, di mana 57 korban tewas di antaranya merupakan warga Kanada.
Iran juga memperjelas bahwa pihaknya akan membawa kotak tersebut ke Prancis jika diperlukan, kata Champagne.
Presiden dewan ICAO, Salvatore Sciacchitano, menyambut baik apa yang dikatakannya sebagai konfirmasi Iran atas niatnya untuk menganalisis kotak hitam baik di Ukraina ataupun di Prancis.
Sumber: Reuters
Baca juga: Corona halangi Ukraina-Iran bahas penyelidikan kecelakaan pesawat
Baca juga: Kanada dan Iran berselisih soal hak untuk analisa kotak hitam pesawat
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020