Pengemudi ojek daring di Jakarta memperkirakan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meliburkan sementara semua sekolah dalam rangka antisipasi penyebaran virus COVID-19 akan berdampak pada sepinya penumpang.bentar lagi karyawan juga dirumahkan infonya, nah... kita mau narik apa ya
"Kalau sekolah diliburkan, kita ojol (ojek online) pasti sepi," kata pengemudi ojek daring, Lamin (49) saat ditemui di depan Kebun Binatang Ragunan, Minggu.
Menurut warga Pondok Labu, Jakarta Selatan itu, pengemudi ojek daring akan kehilangan sekitar 30 persen pendapatan jika anak sekolah diliburkan.
Anak sekolah menjadi penumpang yang diandalkan oleh pengemudi ojek daring setiap pagi jam berangkat sekolah dan pulang sekolah.
Baca juga: Mendikbud dukung kebijakan pemda liburkan sekolah
"Minimal pagi itu saya ngantar tiga atau empat anak sekolah lah," kata Lamin yang sudah dua tahun menjadi pengemudi ojek daring.
Bagi pengemudi ojek daring, sekitar 60 persen penumpang berasal dari kalangan umum seperti pekerja kantoran, sisanya jasa pengantar makanan, namun dengan ditutupnya sekolah dan tempat wisata membuat pemesanan mereka pasti jadi berkurang.
"Kalau sekolah diliburkan, objek wisata ditutup, bentar lagi karyawan juga dirumahkan infonya, nah... kita mau narik apa ya," kata Nisam (40), pengemudi ojek daring lainnya.
Nisam, warga Pejaten Barat itu mengumpamakan dampak dari penutupan sekolah tersebut, jika hari normal bisa dapat Rp100 ribu dari narik semua penumpang baik sekolah, kantoran dan antar makanan.
Baca juga: KPAI dukung sekolah diliburkan guna batasi penularan COVID-19
Dengan liburnya anak sekolah kemungkinan hanya bisa mendapatkan Rp70 ribu per hari.
Nisam dan Lamin berharap situasi tersebut tidak berlangsung lama sehingga roda perekonomian mereka tidak terganggu dengan pandemi COVID-19.
"Harapannya itu, inginya pemerintah cepat-cepat ngomong kalau virusnya udah aman, masyarakat jadi tidak mencekam seperti sekarang," kata Lamin.
Untuk menyiasati berkurangnya penumpang dengan ditutupnya sekolah, Nisam dan Lamin mengharapkan jasa pemesanan makanan justru meningkat.
Baca juga: YLKI dukung penutupan tempat wisata dan meliburkan sekolah
"Semoga aja yang pesan makanan jadi banyak, karena orang semua pada ditutup, orang-orang tidak berani keluar rumah, jadi kami bisa kebagian rejeki," kata Lamin.
Akibat sepinya penumpang, Nisam, Lamin dan pengendara ojek daring lainnya, lebih banyak nongkrong di pangkalan tempat biasa mereka menunggu penumpang.
Sabtu (14/3) kemarin Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk menutup sementara semua sekolah yang ada di lingkungan Provinsi DKI Jakarta dan akan melakukan proses belajar mengajar melalui metode jarak jauh.
"Dan bagi peserta ujian nasional yang akan berlangsung Senin besok dan ujian sekolah diputuskan juga ditunda. Penutupan sekolah berlaku selama dua minggu dan kami akan me-review di akhir pekan kedua," kata Gubernur DKI Anies Baswedan.
Baca juga: DPR desak pemerintah liburkan aktivitas belajar mengajar
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020