• Beranda
  • Berita
  • Penularan COVID-19 di Yogyakarta terbagi dalam tiga kluster

Penularan COVID-19 di Yogyakarta terbagi dalam tiga kluster

20 Maret 2020 14:29 WIB
Penularan COVID-19 di Yogyakarta terbagi dalam tiga kluster
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi (ANTARA/Eka AR)

Penularan COVID-19 yang sudah terdeteksi di Kota Yogyakarta hingga saat ini dapat dikelompokkan dalam tiga kluster penyebaran dan proses tracing kontak terus diintensifkan melalui Puskesmas dan rumah sakit.

“Untuk saat ini, ada tiga kluster penularan COVID-19, yaitu balita yang pulang dari Kota Depok, dari dosen di UGM, dan pasien yang pulang usai mengikuti kegiatan di Bogor,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat.

Sedangkan untuk proses tracing terhadap kontak dekat pasien, Heroe menyebut sejak Januari hingga Maret sudah ada sekitar 5.000 orang yang diperiksa termasuk warga yang menunjukkan gejala-gejala serupa infeksi virus corona.

Baca juga: Pasien balita di RSUP Dr Sardjito dinyatakan sembuh dari COVID-19

Hingga saat ini, diketahui sebanyak 61 orang ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan dan enam pasien dalam pengawasan dengan satu di antaranya dinyatakan positif COVID-19. Seluruh PDP dan pasien positif COVID-19 menjalani perawatan di rumah sakit dalam ruang isolasi.

“Untuk pasien yang positif, memang sudah berusia tua, 60 tahun dan memiliki penyakit penyerta. Mudah-mudahan kondisinya bisa semakin membaik,” katanya.

Sedangkan untuk balita tiga tahun yang dirawat di RS Sardjito, sudah dinyatakan negatif COVID-19. “Orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan balita tersebut juga menunjukkan kondisi kesehatan yang baik,” katanya.

Sementara itu, untuk kluster dari dosen UGM, lanjut Heroe, terdapat satu mahasiswa yang kemudian memilih untuk melakukan isolasi secara mandiri. “Dengan kesadaran sendiri, mahasiswa tersebut melakukan isolasi secara mandiri. Ia tinggal di rumah seorang diri,” katanya.

Untuk kluster dari pasien yang baru saja berkunjung dari Bogor, lanjut Heroe, terus ditelusuri.

Baca juga: Gubernur Jatim tetapkan status darurat bencana COVID-19

Sedangkan untuk kebutuhan alat pelindung diri bagi petugas kesehatan, lanjut Heroe, masih mencukupi hingga pekan depan karena kebutuhan sarana tersebut mengikuti jumlah pasien yang diperiksa.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardaya mengatakan tetap melakukan pemantauan kondisi kesehatan terhadap warga yang berstatus ODP.

“Tiap hari kami tanyakan ke mereka apakah mengalami gejala demam, batuk, pilek atau gejala lainnya termasuk kontaknya. Kami pun memberikan multivitamin dan masker ke mereka,” katanya.

Baca juga: IPB identifikasi rekan yang kontak dengan mahasiswa positif COVID-19

Sedangkan untuk masyarakat, lanjut Tri, tetap diminta menjaga pola hidup bersih dan sehat dan menaati protokol yang disampaikan oleh pemerintah. “Paling baik adalah menjaga asupan gizi, rajin mencuci tangan dengan sabun. Itu yang baik dilakukan,” katanya.

Pemerintah Kota Yogyakarta juga mengupayakan untuk menggandeng sejumlah rumah sakit termasuk rumah sakit swasta untuk mendukung kesiagaan penanganan COVID-19.

“Beberapa rumah sakit sudah kami hubungi dan dalam koordinasi. Kalau dilihat dari kelas rumah sakitnya, saya yakin mereka mampu melakukan penangan,” katanya.

Saat ini rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 dilakukan di Rumah Sakit Jogja.

Baca juga: Cegah corona, vaksinasi rabies di Yogyakarta dihentikan sementara
Baca juga: Yogyakarta intensifkan pembersihan ruang publik
Baca juga: Yogyakarta keluarkan edaran cegah COVID-19 di lingkungan pemda

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020