• Beranda
  • Berita
  • Tim pakar lebih rekomendasikan tes cepat berbasis antigen

Tim pakar lebih rekomendasikan tes cepat berbasis antigen

22 Maret 2020 11:20 WIB
Tim pakar lebih rekomendasikan tes cepat berbasis antigen
Perwakilan Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Prof drh Wiku Adisasmito M.Sc, Ph.D menyampaikan perkembangan penanganan pandemi penularan SARS-CoV-2 di Gedung BNPB, Jakarta, Minggu (22/3/2020). ANTARA/Martha

rapid test berdasar pada antigen adalah yang diharapkan

Perwakilan Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Prof drh Wiku Adisasmito M.Sc, Ph.D lebih merekomendasikan pengujian massal COVID-19 dengan menggunakan alat tes cepat berbasis antigen dibandingkan berbasis antibodi karena tingkat keakurasian yang tinggi.

"Rapid test berdasar pada antigen adalah yang diharapkan karena tingkat konfirmasi yang tinggi," kata Wiku dalam konferensi pers di Graha BNPB Jakarta, Minggu.

Sementara alat tes cepat berbasis antibodi, kata Wiku, digunakan sebagai skrining atau penapisan bagi kelompok masyarakat yang berisiko terpapar COVID-19. Penggunaan tes cepat berbasis antibodi memerlukan pemeriksaan laboratorium menggunakan PCR sebagai konfirmasi apabila hasilnya positif.

Baca juga: Presiden dorong sikap sukarela-partisipatif dalam tangani COVID-19
Baca juga: Kapuskesad tegaskan penting lakukan pengendalian orang tanpa gejala


Selain itu kelemahan lain tes cepat berbasis antibodi ialah orang yang menunjukkan hasil negatif harus dilakukan tes ulang beberapa hari kemudian untuk memastikan hasilnya benar-benar negatif atau positif.

Sebelumnya Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achamd Yurianto menjelaskan bahwa pemerintah akan menyiapkan sekitar satu juta alat tes cepat untuk pemeriksaan COVID-19 di 700 wilayah masyarakat berisiko.

Yurianto menyebut tes cepat tersebut berbasis pada imunoglobin atau antibodi tubuh yang terbentuk jika terdapat virus di tubuh pasien. Namun Yurianto menyebutkan orang yang hasilnya negatif bisa saja positif dikarenakan imunoglobin baru terbentuk sekitar enam hari hingga tujuh hari setelah virus menginfeksi tubuh.

Oleh karena itu Wiku menjelaskan tim pakar telah membuat pedoman tata laksana pemeriksaan tes cepat yang akan dilakukan menggunakan rapid test berbasis antibodi yaitu dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.

Baca juga: Gugus Tugas COVID-19 ajak relawan bergabung bantu medis dan logistik
Baca juga: Presiden: Jakarta Selatan tempat pertama tes cepat COVID-19


Wiku meminta masyarakat mematuhi imbauan pemerintah untuk menjaga jarak sosial, membatasi interaksi sosial, tidak keluar rumah bila tidak perlu guna membantu mengurangi penularan COVID-19 di masyarakat.

"Kami memiliki komitmen tinggi bekerja siang dan malam untuk memberikan keamanan pada masyarakat, keselamatan pada masyarakat tidak hanya pada petugas kesehatan. Kami mohon saudara sekalian perhatikan pesan pemerintah agar masalah ini bisa kita hadapi bersama dengan gotong royong dan disiplin," kata Wiku.

Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan segera lakukan rapid test COVID-19
Baca juga: Bagaimana cara kerja rapid test corona?
Baca juga: Ganjar: Solo dan Semarang jadi prioritas pemeriksaan cepat COVID-19

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020