"Sebelum memutuskan untuk mudik, masyarakat hendaknya memantau perkembangan COVID-19 yang disampaikan resmi oleh pemerintah," kata Mu'ti saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Baca juga: Sosiolog nilai imbauan tidak mudik sudah tepat cegah COVID-19
Untuk itu, dia mengatakan jika situasi memungkinkan maka tidak ada salahnya mudik dengan tetap mematuhi protokol yang diterbitkan pemerintah.
Di sisi lain, Mu'ti mengimbau jika situasi ketika waktu mudik nanti tidak memungkinkan sebaiknya masyarakat tidak memaksakan diri pulang kampung karena keselamatan dan kesehatan jauh lebih penting.
Menurut dia, silaturahim Idul Fitri sangat penting. Akan tetapi, itu semua merupakan tradisi masyarakat atau bukan ajaran agama.
Baca juga: Ritual "Tawur Agung Kesanga" di Besakih dilakukan sederhana
Maka dari itu, Sekum PP Muhammadiyah menyebut terdapat banyak cara agar tali silaturahim tetap terjalin di antara sesama manusia meski keadaan tidak memungkinkan untuk melakukan mudik.
"Silaturahim memang penting dan sangat dianjurkan. Tetapi tidak harus dalam bentuk bertemu muka. Silaturahim bisa melalui telepon atau video dan cara lain yang aman," katanya.
Baca juga: HIMPSI Kalbar berikan konsultasi gratis terkait wabah COVID-19
Baca juga: Presiden perintahkan gubernur buat rencana aksi detail soal COVID-19
Baca juga: Pria Arizona tewas setelah minum chloroquine akuarium
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020