"Guru harus kreatif dalam memberikan tugas pada anak. Jangan hanya terfokus pada akademik dan kurikulum saja," ujar Pelaksana tugas Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah Kemendikbud, Harris Iskandar, di Jakarta, Rabu.
Pembelajaran daring bisa dilakukan dengan memberikan kecakapan hidup pada siswa. Tidak hanya melulu diberikan pekerjaan rumah yang membuat anak kewalahan.
Melalui pembelajaran daring, kata Harris, siswa dapat bereksplorasi. Misalnya, saat pandemi COVID-19 siswa diliburkan, maka tugas yang diberikan bisa berkaitan dengan hal itu.
Baca juga: Belajar di rumah harus menyenangkan bukan membebani
Baca juga: Sultan HB X memutuskan kegiatan belajar di DIY daring dari rumah
Baca juga: Cegah COVID-19, pelajar madrasah di Aceh belajar secara daring
Siswa dapat mengeksplorasi sendiri, mengapa sekolah harus diliburkan dan mengapa diminta untuk tetap di rumah.
Selain itu, pembelajaran daring tidak hanya bisa dilakukan melalui sinkronisasi melainkan bisa asinkronisasi. "Melalui portal Rumah Belajar, siswa dapat melakukan pembelajaran secara luring (offline)."
Harris menambahkan sedikitnya ada 190 pemerintah daerah yang meliburkan sekolah, untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di satuan pendidikan.
"Guru juga harus bisa melakukan adaptasi pembelajaran. Jika sebelumnya tatap muka, sekarang harus beralih ke pembelajaran daring," kata dia lagi.*
Baca juga: Belajar dari rumah, kewalahan orang tua hingga kesiapan guru
Baca juga: Pelajar di Indramayu mulai belajar lewat daring
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020