Pembunuhan Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Oktober 2018 menggemparkan dunia serta mencoreng citra penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Sejumlah negara Barat dan juga CIA mengatakan mereka yakin bahwa putra mahkota memerintahkan pembunuhan tersebut, tuduhan yang dibantah oleh pejabat Arab Saudi.
Kantor Kejaksaan mengatakan bahwa dakwaan tersebut menjatuhkan tuduhan pada mantan wakil kepala intelijen umum Arab Saudi Ahmed al-Asiri dan mantan penasihat pengadilan kerajaan Saud al-Qahtani karena telah "menghasut pembunuhan berencana dengan niat mengerikan."
Dakwaan itu juga dikenakan terhadap 18 orang lainnya dalam pembunuhan Khashoggi, yang merupakan warga AS sekaligus kolumnis Washington post, kata kantor kejaksaan melalui pernyataan.
Dakwaan itu berdasarkan pada analisis rekaman ponsel para tersangka, catatan keluar masuk mereka ke Turki dan kehadiran mereka di konsulat, keterangan saksi dan analisis dari ponsel, komputer jinjing dan iPad milik Khashoggi, bunyi pernyataan tersebut.
Kementerian media Arab Saudi belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Pada Desember, pengadilan Arab Saudi memvonis mati lima orang dan menjebloskan ke penjara tiga orang lainnya dalam kasus pembunuhan Khashoggi. Namun, seorang jaksa Arab Saudi mengatakan tidak ada bukti yang menghubungkan Qahtani dengan kasus tersebut dan pengadilan menolak tuduhan terhadap Asiri.
Sumber: Reuters
Baca juga: Saudi hukum mati lima orang terkait pembunuhan Khashoggi
Baca juga: Ahli PBB: ada bukti Pangeran Arab bertanggung jawab di kasus Khashoggi
Baca juga: AS hukum 17 warga Saudi terkait pembunuhan Khashoggi
Cerita Mari Elka - Dari wartawan "wanna be" akhirnya jadi petinggi Bank Dunia
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020