“Itu karena sensitivitas beliau yang tanggap bencana. Kita sangat hargai sekali," kata Prof Dwia di Makassar, Rabu.
"Prof Idrus ingin agar orang-orang yang pernah berinteraksi dengan dirinya dalam beberapa hari terakhir ini segera mawas diri, melakukan isolasi mandiri atau memeriksakan diri jika mengalami gejala klinis,” kata dia.
Ia menjelaskan, tertularnya Rektor Unhas periode 2006 – 2010 dan 2010 – 2014 itu merupakan peringatan bagi siapa saja bahwa semua berpotensi terpapar COVID-19.
Baca juga: Lab RS Unhas periksa 29 spesimen dan 9 dinyatakan positif COVID-19
Baca juga: Unhas perpanjang masa bekerja dari rumah hingga 5 April
Baca juga: Unhas ajak doakan Prof Idrus karena positif COVID-19
Keterbukaan yang ditunjukkan Prof Idrus, kata dia, adalah langkah pencegahan aktif. Ini akan memicu kesadaran bersama untuk selalu berhati-hati.
"Beliau merupakan motor penggerak Tim Satgas COVID-19 Unhas, yang intensif melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar RSPTN Unhas bisa turut serta dalam pemeriksaan virus,” katanya.
Selain itu, Prof Idrus juga aktif menggalang dan mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam gerakan mengatasi pandemi COVID-19, termasuk dengan Kodam XIV Hasanuddin, Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, tokoh-tokoh masyarakat, dan pihak swasta.
“Kemarin beliau masih kontak saya, menyampaikan kesiapan Lab BSL-3 Rumah Sakit Unhas yang dipersiapkan untuk mendeteksi virus. Beliau menyampaikan apa-apa saja yang masih kurang di lab tersebut,” kata Prof Dwia.*
Baca juga: Rektor Unhas dorong setiap fakultas berperan aktif cegah COVID-19
Baca juga: Unhas modifikasi kotak sterilisasi untuk cegah COVID-19
Baca juga: APD telah tiba di Posko Induk Satgas COVID-19 Unhas
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020