"Kalau skenario bertambah buruk kita bisa gunakan skenario berikutnya, yaitu tower empat dan lima," kata Pangdam Jaya dalam keterangannya di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, Eko mengatakan saat ini sudah ada dua tower di Wisma Atlet yang digunakan sebagai rumah sakit darurat yang mampu menampung sebanyak 3.000 pasien corona.
"Dari dua tower yang sudah disiapkan ada tower tujuh yang sudah operasional itu mampu menampung 1.700 orang. Sedangkan tower enam 1.300 (orang). Sehingga total 3.000 pasien mampu ditampung di rumah sakit ini," ujarnya.
Baca juga: 208 pasien kasus COVID-19 dirawat di RS Darurat Wisma Atlet
Baca juga: Kementerian BUMN siapkan penambahan kapasitas RS Darurat Wisma Atlet
Dia menambahkan, rumah sakit darurat Wisma Atlet menerapkan sistem pelayanan kesehatan safe handling dengan meminimalkan kontak pasien dengan petugas perawat.
"Rumah sakit ini beda dengan yang lain karena menerapkan sistem pelayanan safe handling, dengan sistem video call. Kedua self karantina, ketiga limitasi kontak dengan petugas, keempat apabila semakin memberat akan dirujuk ke rs rujukan," ujarnya.
Eko mengatakan sudah ada beberapa pasien yang dirujuk ke rumah sakit rujukan pemerintah karena menunjukkan gejala yang berat saat dirawat di Wisma Atlet.
"Ada beberapa pasien yang datang setelah diperiksa menunjukkan gejala berat kemudian dirujuk," imbuhnya.
Rumah sakit yang beroperasi sejak tanggal 23 Maret lalu telah merawat sebanyak 208 pasien virus corona bari (COVID-19).
"Sampai saat ini pasien yang diterima di rumah sakit total ada 208. Tanggal 24 (Selasa) pagi itu 74 (pasien), kemudian pada tanggal 25 (Rabu) pagi itu 178 pasien," kata Pangdam Jaya..
Baca juga: Waze tambahkan titik lokasi rumah sakit rujukan corona
Baca juga: RS Darurat COVID-19 terapkan sistem "visit video call"
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020