“Unsyiah memiliki satu unit PCR (Polymerase Chain Reaction) atau alat tes virus corona sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO),” kata Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof Samsul Rizal di Darussalam, Senin.
Ia menjelaskan alat tersebut sebelumnya ditempatkan di Laboratorium Riset Terpadu Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah sebagai bagian dari penelitian akademik, namun saat ini alat tersebut telah dipindahkan ke ke Laboratorium Infeksi Unsyiah.
“Kita menyiapkan Laboratorium Infeksi sebagai lokasi untuk pengujian tes COVID-19. Di mana laboratorium ini didukung dengan fasilitas memadai dan ruangan yang sesuai tingkat keamanannya,” kata Rektor.
Selain mengunjungi laboratorium infeksi, Rektor Unsyiah juga mengunjungi Rumah Sakit Prince Nayef (RSPN) Unsyiah yang nantinya juga akan dijadikan sebagai pusat penanganan COVID-19.
Baca juga: Penyanitasi tangan disumbangkan untuk Gugus Tugas COVID-19 Aceh Besar
Baca juga: Unsyiah usulkan Aceh segera isolasi terbatas COVID-19
Baca juga: Cegah COVID-19, YBM-BRI semprot masjid di Aceh dengan disinfektan
Ia mengatakan gedung laboratorium tiga lantai tersebut juga dipersiapkan secara matang oleh Unsyiah agar alur pengujian tes COVID-19 berjalan lancar.
“Kita juga turut menyediakan ruangan khusus dan isolasi jika hal darurat terjadi,” katanya.
Ia menjelaskan unit PCR yang dimiliki Unsyiah mampu menguji 96 sampel dalam kurun waktu 1 jam.
“Kami berharap kehadiran alat ini dapat membantu masyarakat dan Pemerintah Aceh dalam menangani wabah corona, sekaligus mempersingkat waktu tempuh pemeriksaan yang selama ini dilakukan di Jakarta,” katanya.
Rektor menyatakan pihaknya juga akan segera menyurati Kementerian Kesehatan agar izin pengujian tersebut segera diterbitkan.
“Jika pun suatu saat Aceh harus isolasi dan jalur transportasi dibatasi, Insya Allah Aceh masih bisa melakukan pengujian, sehingga proses pengidentifikasian pasien positif COVID-19 dapat cepat diketahui,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan rumah sakit Unsyiah sebagai rumah sakit darurat penanganan COVID-19. Di mana Rumah sakit tersebut nantinya diperuntukkan bagi Pasien Dalam Pemantauan (PDP) dengan gejala ringan dan sedang.
Rektor berharap dua langkah Unsyiah tersebut dapat membantu masyarakat dan pemerintah dalam mempercepat penanganan COVID-19.
“Semua pihak harus mengambil peran untuk memberantas penyebaran virus ini. Kita tidak ingin keadaan semakin buruk. Butuh sinergi dan tolong menolong antar sesama,” kata Rektor.
Direktur RSPN Unsyiah, dr. Dian Adi Syahputra, SpBA mengatakan telah menyiapkan ruang isolasi transit sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit rujukan.
“Tenaga kesehatan juga telah mengikuti simulasi internal penanganan bila berhadapan dengan ODP dan PDP dan Khusus RSPN, kita saat ini sangat intens untuk skrining ODP dan PDP. Bila terjadi outbreak di Banda Aceh, maka akan disiapkan sebagai rumah sakit darurat pelayanan COVID-19 untuk PDP kategori ringan dan sedang,” katanya.
Ia juga menambahkan untuk menjadi rumah sakit pelayanan COVID-19, pihaknya telah meminta tambahan tenaga kesehatan, peralatan, dan APD standar infeksius sebagai persyaratan utama pelayanan COVID-19.*
Baca juga: Unsyiah laksanakan pembelajaran daring cegah corona
Baca juga: Pemkot Banda Aceh sediakan 40 bilik steril, cegah COVID-19
Baca juga: Antisipasi COVID-19, desa di Banda Aceh karantina wilayah mandiri
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020