"Contoh mahasiswa kesehatan, mereka mendapat SKS dari kegiatan penanganan COVID-19, misalnya sebagai pengabdian masyarakat atau bagian dari co-as. Kemudian mahasiswa teknik membuat ventilator atau disinfektan, hal tersebut dapat dikonversi dan diapresiasi menjadi SKS. Silakan perguruan tinggi menerapkan hal tersebut," ujar Nizam dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Kemendikbud telah melakukan realokasi anggaran 2020 sebesar Rp405 miliar yang ditujukan untuk program penanganan COVID-19.
Salah satu di antaranya adalah menggerakkan 15.000 relawan mahasiswa kesehatan dalam melakukan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dalam pelayanan kepada masyarakat, seperti pusat layanan telepon, pemeriksaan daring dan konsultasi kesehatan daring.
Baca juga: Kemendikbud rekrut mahasiswa jadi relawan kemanusiaan
Kemendikbud meminta agar perguruan tinggi dapat melakukan upaya kreatif dalam rangka membantu meringankan beban mahasiswa dalam keterbatasan ekonomi.
Baca juga: Kemendikbud salurkan relawan mahasiswa pada masing-masing wilayah
"Misalnya subsidi pulsa, logistik, mobilisasi alumni menolong adik-adiknya, atau gotong royong dimana yang mampu menolong yang tidak mampu. Dengan demikian ciri khas masyarakat Indonesia, yakni semangat gotong-royong, justru semakin kuat saat menghadapi pandemi," kata Nizam.
Baca juga: Nadiem ajak mahasiswa kedokteran tingkat akhir jadi relawan COVID-19
Setelah melewati pandemi COVID-19, lanjut Nizam, akan banyak kegiatan mahasiswa yang bisa dilakukan untuk melakukan perbaikan ekonomi masyarakat, misalnya pada sektor usaha kecil dan menengah serta sektor informal.
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020