Bahkan layanan Jakarta ini, menurut Mulya Amri dalam siaran persnya, Jumat, lebih baik dibandingkan provinsi yang menjadi tetangganya Jawa Barat dan Banten.
Temuan tersebut tercermin dari Indeks Kerentanan Provinsi terhadap COVID-19 yang dibuat oleh Katadata Insight Center (KIC). Indeks ini terdiri atas tiga sub-indeks.
Pertama, risiko terkait dengan karakteristik daerah, seperti kepadatan penduduk, kualitas udara dan akses terhadap hunian yang layak.
Kedua, risiko terkait dengan kondisi kesehatan penduduk, seperti jumlah penduduk yang merokok, jumlah warga lanjut usia dan warga yang tidak mempunyai jaminan kesehatan. Ketiga, risiko terkait dengan mobilitas penduduk.
Baca juga: Penjualan kebutuhan pokok di Toko Tani Center meningkat 100 persen Hasilnya, tiga provinsi yang paling rentan adalah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Tiga provinsi itu menanggung risiko dari mobilitas penduduk yang tinggi, karakteristik wilayah dengan penduduk padat dan kualitas udara yang buruk.
“Lalu lintas penduduk yang tinggi membuat tiga provinsi tersebut menjadi rentan terhadap penyebaran COVID-19 ,” kata Mulya Amri dalam surveinya yang bertajuk "Siapkah Daerah Menghadapi Pandemi: Peluncuran Indeks Kerentanan Provinsi terhadap COVID-19.
Menurut Mulya Amri, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat mendapat skor kerentanan yang saling berdekatan karena terkait dalam kawasan megapolitan Jabodetabek. Kawasan ini menampung lebih 10 persen jumlah penduduk Indonesia dalam kepadatan mendekati 5.000 orang per kilometer persegi.
Menurut Mulya, indeks kerentanan ini dapat menjadi referensi bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk menekan penyebaran virus COVID-19 di tengah masyarakat. Untuk provinsi dengan tingkat mobilitas tinggi dan padat penduduk yaitu DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, penanganannya lebih tepat dengan "physical distancing" (jaga jarak fisik) dan pembatasan aktivitas di luar rumah.
Baca juga: 1.788 titik di Jakarta didisinfeksi Sebagai pembanding, Katadata Insight Center juga memetakan kondisi layanan kesehatan provinsi dalam menghadapi COVID-19. Parameter yang digunakan yaitu keberadaan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan per penduduk serta anggaran kesehatan yaitu besarnya APBD untuk fungsi kesehatan per kapita.
Provinsi-provinsi dengan layanan kesehatan paling baik relatif terhadap jumlah penduduknya adalah DKI Jakarta, Sulawesi Utara dan Papua Barat.
Sebaliknya, Jawa Barat dan Banten yang merupakan provinsi dengan kerentanan tinggi terhadap COVID-19, ternyata tidak didukung oleh layanan kesehatan yang memadai.
“Ini akan menjadi tantangan bagi provinsi-provinsi tersebut dalam menghadapi pandemi ini,” kata Mulya.
Baca juga: Anies apresiasi peran dunia usaha dalam penanganan COVID-19 Ia menambahkan, adanya keunikan pada provinsi-provinsi dengan layanan kesehatan terendah adalah Jawa Barat, Lampung dan Banten, yang notabene bukan provinsi miskin.
“Tapi karena memiliki jumlah penduduk yang besar, provinsi-provinsi ini berpotensi mengalami tekanan pada anggaran kesehatan dan fasilitas kesehatan publik, terutama pada saat wabah,” ujar Mulya.
Mengacu kepada kondisi itulah, pemerintah perlu segera menyediakan layanan kesehatan yang lebih memadai di berbagai daerah tersebut, termasuk di Jawa Barat, Banten dan Lampung. Dengan begitu, pasien terinfeksi corona dapat ditangani secara maksimal dan jumlah korban tidak semakin bertambah.
Katadata Insight Center (KIC) adalah unit bisnis dari Katadata dengan spesialisasi riset dan data analisis.
Baca juga: Kadin bantu 100 ribu "rapid test" untuk Pemprov Jakarta
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020